- iStock
VIVA.co.id - Demam berdarah dan malaria masih menjadi masalah kesehatan mengerikan di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Penyakit menular ini, mewabah dan ditakuti. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulanginya.
“Untungnya, Labiofam sebuah produsen farmasi di Kuba, berhasil membuat vaksin untuk penanggulangan penyakit demam berdarah. Vaksin bakteri bacillus sphaericus tersebut, digunakan dalam pengendalian Aedes, Anopheles, Culex, Mansonia, Psorophoras, Simulium (Black Fly) larva,” kata Enna Viant Valdes, selaku Duta Besar Kuba untuk Indonesia, di Balai Sidang UI, Depok, Rabu, 4 Maret 2015.
Bakteri ini memiliki kelebihan aktivitas larvasidal untuk spesies nyamuk tertentu, khususnya di habitat larva yang kaya mineral organik. Selain itu, spora ini dapat didaur ulang dalam larva nyamuk, yang mati pada kondisi tertentu.
“Penggunaan biolarvasida untuk pengendalian vektor demam berdarah bekerja efektif,” ujar Enna, yang datang dalam acara kuliah umum keberhasilan Kuba menanggulangi DBD.
Penggunaan biolarvasida, awalnya dilakukan di Acedemy of Science di Kuba. Lalu dilanjutkan beberapa ahli dari Cuba Investigations Centers, yang bekerjasama dengan Pan American Health Organization dan WHO.
“Di Kuba mulai digunakan tahun 1980 dan diharapkan di pertengahan 2015 nanti, Indonesia sudah bisa menyediakan bacillus sphaericus,” kata Prof. Dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FACP perwakilan UI, ditemui di acara yang sama.
![vivamore="Baca Juga :"]