Jalan-jalan ke Museum di Kota Tua

Wisatawan menikmati suasana liburan di kawasan kota tua, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVA.co.id - Kota Tua yang terletak di kawasan Jakarta, saat ini ramai dikunjungi wisatawan. Bukan hanya menjadi tempat wisata karena keunikan bangunaannya, Kota Tua juga menyimpan kisah sejarah.

Di tempat ini pula, terdapat sejumlah museum yang menyimpan banyak cerita. Bukan hanya soal sejarah, tetapi juga tentang seni dan budaya.

Belakangan, pemerintah pun semakin menggalakkan minat wisatawan, khususnya wisatawan domestik untuk berkunjung ke museum. Meski saat ini, dari tahun ke tahun, jumlah pengunjung yang datang ke museum terus meningkat, namun, minat untuk berkunjung ke tempat wisata edukasi ini harus terus ditingkatkan.

"Saat ini, masyarakat sangat antusias untuk mengunjungi museum, karena tidak hanya sebagai pusat informasi mengenai peninggalan sejarah, tetapi museum saat ini sudah menyajikan kegiatan edukatif dengan mengundang masyarakat untuk lomba, seminar, diskusi, dan workshop," kata Ari, Satlak Informasi Edukasi Unit Pengelola Museum Seni kepada VIVA.co.id.

Museum di kawasan Kota Tua pun kini menjadi destinasi wisata menarik. Saat berkunjung ke tempat ini, selain bisa berkunjung ke museum Fatahillah, Anda juga bisa menggali informasi sejarah dari Museum Keramik, hingga Museum Wayang.

Perlu diketahui, berkunjung ke tempat ini tak dipungut biaya mahal, hanya Rp2.000 per orang untuk pelajar, dewasa dan umum Rp5.000, dan bagi rombongan hanya dikenakan Rp1.500.

Ingin tahu bagaimana gambaran soal museum di kawasan Kota Tua? Berikut, hasil rangkuman VIVA.co.id :

Museum Sejarah Jakarta

Lebih dikenal dengan nama Museum Fatahillah, museum ini terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat.

Berada di atas lahan sekitar 1.300 meter persegi museum ini tepat berada di depan pelataran Kota Tua. Di sekitar tempat ini biasanya dipadati dengan wisatawan untuk berkumpul dan berfoto-foto dengn latar belakang museum ini.

Di dalam museum, pengunjung bisa melihat berbagai koleksi mengenai sejarah Jakarta. Museum ini terbagi atas beberapa ruang, seperti  Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang MH Thamrin.

5 Bukti Kepribadian Menentukan Tempat Berlibur Anda

Museum Wayang

Koleksi wayang di Museum Wayang

Terlatak tidak jauh dari pelataran Museum Fatahillah, ada juga Museum Wayang.  Museum ini dulunya bekas sebuah gereja Belanda, yang mengalami pemugaran beberapa kali. Sesuai namanya museum ini memiliki banyak wayang.

Museum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain. Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di sini, misalnya dari China dan Kamboja.

Hingga kini Museum Wayang mengkoleksi lebih dari 4.000 buah wayang, terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang kardusnon-Eropa seperti Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia. Semua wayang ini berada di lantai 1 dan 2 yang diletakkan dalam etalase.


Museum Keramik

Lokasi museum ini tidak jauh dari Museum Wayang dan Fatahillah. Tepatnya bersebrangan dengan Museum Keramik. Gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan itu dijadikan bangunan bersejarah, serta cagar budaya.

Tahun 1973-1976, gedung tersebut digunakan untuk Kantor Walikota Jakarta Barat, setelah itu diresmikan Presiden Soeharto pada saat itu sebagai Balai Seni Rupa Jakarta.

Museum ini menyajikan koleksi dari hasil karya seniman-seniman Indonesia sejak kurun waktu 1800-an hingga sekarang.

Berwisata ke tempat ini,  pengunjung bisa melihat aneka keramik dan kerajinan seni, seperti lukisan. Untuk Koleksi seni rupa menampilkan patung-patung sepeti patung Asmat.

Sedangkan koleksi keramik menampilkan keramik dari beberapa daerah Indonesia dan seni kreatif kontemporer. Ada juga, koleksi keramik dari mancanegara seperti keramik dari Tiongkok, Thailand, Vietnam, Jepang dan Eropa dari abad 16 sampai dengan awal abad 20.

Menikmati Liburan Nyaman di Kapal Pesiar



Museum Bank Indonesia

Museum Bank Indonesia

Museum ini menyajikan informasi mengenai peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa asing  di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953.

Penyajiannya informasi dalam museum ini dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama sehingga menciptakan kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia.

Selain itu, terdapat pula koleksi benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, antara lain berupa koleksi uang numismatik yang ditampilkan juga secara menarik.

Museum Mandiri

Lokasinya bersebelahan dengan Museum Bank Indonesia. Museum Bank Mandiri juga ramai dikunjungi wisatawan saat ke Kota Tua. Gedung Museum Bank Mandiri dirancang oleh tiga orang arsitek Belanda yaitu J.J.J de Bruyn, A.P. Smits dan C. van de Linde.

Gedung ini mulai dibangun tahun 1929 dan pada tanggal 14 Januari 1933 dibuka secara resmi Oleh C.J Karel Van Aalst, Presiden NHM ke-10. Gedung ini tampak kokoh dan megah dengan arsitektur Niew Zakelijk atau Art Deco Klasik. Di samping itu, ornamen bangunan, interior dan furniture museum ini masih asli seperti ketika awal didirikan.

Koleksi museum terdiri dari berbagai macam koleksi yang terkait dengan aktivitas perbankan tempo dulu  dan perkembangannya, seperti mulai dari perlengkapan operasional bank, surat berharga, mata uang kuno, dan brangkas.

Perlengkapan operasional bank, antara lain peti uang, mesin hitung uang mekanik, kalkulator, mesin pembukuan, mesin cetak, alat pres bendel, seal press, safe deposit box. Ditampilkan pula bentuk surat berharga seperti bilyet deposito, sertifikat deposito, cek, obligasi, dan saham. (asp)

Menyusuri Sungai Cigenter, 'Amazon' di Ujung Kulon
![vivamore=" Baca Juga
:"]

[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya