Olahraga di Sekolah Efektif Atasi Obesitas?

VIVAnews – Memaksa anak berolahraga saat jam sekolah untuk mengurangi efek obesitas pada anak ternyata belum tentu efektif.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Peninsula College of Medicine and Dentistry in Britain, kerja keras secara fisik bukanlah jalan keluar untuk mengatasi kegemukan pada anak.

Salah satu peneliti, Alissa Fremeaux mengungkapkan, seperti halnya pengendalian nafsu makan, keinginan untuk berolahraga juga diatur oleh otak.

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

“Kami percaya bahwa pengontrol aktivitas fisik ada di otak. Jika Anda menyuruh anak berolahraga, tapi tak ada motivasi tertanam di otaknya, hasilnya akan sia-sia saja,” kata Fremeaux.

Hasil penelitian itu diungkapkan dalam European Congress. Sebanyak 177 juta anak dan remaja berusia di bawah 18 tahun di seluruh dunia mengalami kegemukan. Sebanyak 22 juta di antaranya adalah anak berusia di bawah lima tahun.

Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam

Kondisi ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan meresahkan para ahli kesehatan. Selain pola makan yang tidak sehat karena banyaknya kalori dan lemak, pemicu utama obesitas pada anak adalah kurang gerak karena maraknya permainan elektronik seperti playstation atau game komputer.

Untuk mengurangi obesitas, pemerintah di berbagai negara pun turun tangan. Mereka membuat kebijakan untuk mengatasi masalah kegemukan. Mulai dari penyediaan menu makan bernutrisi sehat, hingga memacu peningkatan frekuensi olahraga di sekolah.

Namun dikatakan Fremeaux, menambah waktu porsi olahraga di sekolah bukan solusi yang tepat.

“Obesitas adalah masalah pola makan, bukan masalah olahraga. Jadi yang harusnya lebih diutamakan adalah pengaturan pola makan pada anak untuk menghindari kegemukan,” ujar Fremeaux.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya