Dokter Sukses Bantu Persalinan di Tengah Hujan Bom

Ilustrasi menjual bayi.
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id – Di kota besar, operasi caesar mungkin hal yang biasa dilakukan. Rumah sakit akan selalu siap sedia menerima kedatangan wanita hamil yang membutuhkan operasi caesar.

Tips Sukses Jalani Usaha Kecil dari Pengusaha Sepatu

Dalam hitungan menit, sang ibu segera didorong ke ruang operasi, di mana dokter siap melakukan tindakan.

Namun, bagaimana jika kondisi mendesak tersebut terjadi di tengah zona perang, terlebih saat bom berjatuhan di sekeliling. Menimbulkan guncangan dan suara memekakkan telinga.

Hal itu lah yang dialami Dr. S, dokter yang bertugas di Suriah.

Pada waktu itu, S, yang tidak ingin disebutkan namanya, baru saja lulus dari sekolah kedokteran. Dia ditempatkan di rumah sakit sementara di sebuah sekolah yang diubah jadi tempat penampungan.

Dia bertugas sebagai asisten dokter jaga. Kendati demikian, di hari itu, S, yang minim pengalaman, justru jadi dewa penolong.

“Ada seorang ibu hamil yang datang ke rumah sakit, dia sangat kesakitan,” tulis S di blog Doctors Without Borders atau Dokter Lintas Batas, dilansir Huffington Post.

Dokter yang bertugas jaga tengah berkeliling dan S sendirian di ruang periksa. “Saya tahu, wanita itu membutuhkan operasi caesar segera dan hanya ada saya di sana,” katanya.

Tahu bahwa ada dua nyawa yang dipertaruhkan, S pun berupaya mencari tahu langkah-langkah operasi caesar melalui internet. Di luar dugaan, bom tiba-tiba berjatuhan di luar rumah sakit.

Suasana sontak hiruk-pikuk. Tanah berguncang dan suara ledakan memekakkan telinga.

“Hanya ada dua pilihan saat itu. Melakukan operasi segera atau merisikokan dua nyawa untuk memindahkan sang ibu ke rumah sakit lain,” papar S.

Namun, di tengah panik itu, S menemukan keberanian dan rasa percaya diri. Dia pun sukses melakukan operasi caesar dan menyelamatkan nyawa ibu serta bayi.

Dia menambahkan, tingkat kepanikan yang waktu itu dirasakannya sangat tinggi. “Saya bisa mendengar jam berdetak di ruangan yang penuh suara ledakan. Saya sangat stres. Saya harap bisa menghentikan waktu, tapi wanita itu hampir kehabisan waktu,” ceritanya.

Kebahagiaan yang waktu itu dia rasakan karena berhasil menyelamatkan dua nyawa, masih berbekas hingga sekarang. Hal itu juga yang membuat S terus bersemangat menjadi anggota Dokter Lintas Batas di zona perang.

“Kadang kami berhasil menyelamatkan nyawa seseorang, kadang tidak. Tapi, perjuangan kami seperti menambal lubang yang ditimbulkan peperangan,” tutur S.

Empat tahun perang sipil di Suriah mengklaim lebih dari 200 ribu nyawa, termasuk ibu hamil yang kerap terlambat mendapat pertolongan saat hendak melahirkan. Terlebih, saat ini diperkirakan 64 persen rumah sakit mengalami kerusakan atau hancur total akibat bom. (art)

Kisah Sukses Pria Probolinggo, Pilih Berdagang daripada PNS
![vivamore=" Baca Juga
Dari Bisnis Online, Pria 25 Tahun Bisa Beli Rumah dan Mobil
:"]


[/vivamore]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya