Sumber :
- REUTERS/Fred Prouser
VIVA.co.id
- Dalam memperingati Hari Film Nasional yang ke-65 pada tanggal 30 Maret, Dewan Kreatif Rakyat (DKR) menggelar petisi nasional Jadikan Film Indonesia Tuan Rumah di Negeri Sendiri. Sejak petisi ini pertama kali diluncurkan 10 hari lalu, telah terkumpul lebih dari 13.000 dukungan dari berbagai wilayah Indonesia, baik melalui tanda tangan langsung maupun media sosial.
Petisi ini berisi delapan butir yang berniat mendukung film lokal, di antaranya: melindungi film Indonesia dari persaingan yang tidak sehat dan tidak berimbang. Lalu ada pula hal yang menyangkut ide memberi insentif kepada film Indonesia.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Petisi ini berisi delapan butir yang berniat mendukung film lokal, di antaranya: melindungi film Indonesia dari persaingan yang tidak sehat dan tidak berimbang. Lalu ada pula hal yang menyangkut ide memberi insentif kepada film Indonesia.
Menurut sejarahnya, peringatan Hari Film Nasional diperingati karena pada tanggal tersebut, dimulai syuting film Darah dan Doa garapan sutradara dan pejuang perfiman nasional, Usmar Ismail.
DKR meluncurkan petisi nasional ini, di sela-sela acara International Film Festival for Women, Social Issues and Zero Discrimination yang berlangsung dari 26 Maret, dan akan ditutup 6 April mendatang, demikian data yang diterima redaksi
VIVA.co.id
via rilis.
Selama festival ini berlangsung, diputar film-film pemenang inspiratif dari berbagai penjuru dunia dan diselenggarakan rangkaian pelatihan seni dan budaya oleh para pakar di bidangnya pada setiap hari kerja.
Menurut Damien Dematra,
Director
festival ini, acara itu bertujuan untuk memperkenalkan Indonesia kepada seluruh dunia dengan menjadi tuan rumah sebuah festival berskala internasional.
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut sejarahnya, peringatan Hari Film Nasional diperingati karena pada tanggal tersebut, dimulai syuting film Darah dan Doa garapan sutradara dan pejuang perfiman nasional, Usmar Ismail.
