Ajaib, Mata Air Ini Muncul Saat Dipanggil

Ilustrasi mata air
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id -
Kenapa Vagina Wanita Bau Seperti Ikan Amis Busuk?
Pernahkah Anda melihat sebuah mata air ajaib? Nah, kali ini Anda akan dibuat kagum oleh sebuah  keanehan yang muncul di sebuah kolam mata air yang bisa muncul tiba-tiba saat dipanggil oleh orang yang datang. Seperti apa?

Pelita Air Klaim Tak Ada Kendala saat Angkut Penumpang Arus Balik Lebaran 2024

Terletak di dusun Kali Bening, desa Krasak, kecamatan Mojotengah, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, keajaiban alam itu benar-benar terjadi. Sebuah kolam berukuran 55 meter persegi yang masih alami, terdapat keunikan yang dinamakan 'Tuk Sewu' atau dalam bahasa Indonesia berarti mata air yang berjumlah seribu.
Jeep Rubicon Mario Dandy Dilelang dengan Harga Limit Rp809 Juta, Intip Spesifikasinya


Kendati tidak benar-benar berjumlah seribu, namun saat “dipanggil”, dari kolam yang berukuran tak terlalu besar itu, akan bermunculan banyak gelembung mata air. Aneh memang. Biasanya air itu bisa merespon orang yang mencelupkan kakinya di dalam kolam dan mengucapkan kata "Tuk Sewu."


Cerita tentang Tuk Sewu memang sudah melegenda di sekitar masyarakat sekitar. Tepatnya telah menjadi sebuah cerita rakyat. Anak-anak desa yang berada di sekitar kolam Tuk Sewu seringkali bermain air alami ini. Meski kerap dipanggil berkali ulang, tapi seribu mata air itu tetap saja muncul, ibarat menjawab sang pemanggil.


Mata Air Tuk Sewu di Wonosobo, Jawa Tengah


Iriono,35, tokoh masyarakat sekitar mengatakan, keanehan seribu luapan mata air di kolam desanya memang sudah terjadi sejak puluhan tahun silam. Namun jarang yang mengetahui, karenanya seribu mata air ajaib itu hingga kini belum masuk menjadi destinasi wisata di kabupaten Wonosobo.


"Dulu, di sekitar kolam ada pohon beringin besar yang menjulang tinggi. Banyak yang percaya keajaiban Tuk Sewu ini karena ada penunggu pohon yang menjawab sapaan orang yang datang, " kata dia kepada
VIVA co.id.


Namun, beberapa tahun terakhir pohon beringin besar itu telah ditebang oleh pemiliknya. Sehingga, pada akhirnya kolam Tuk Sewu itu kini seolah tak terawat. Meski letupan-letupan mata air tersebut kini masih kerap muncul.


"Kesakralan mata air ini seolah hilang saat pohonnya tumbang. Tapi mata air ini masih kerap dipakai penduduk sekitar," kata dia.


Iriono menambahkan, keajaiban Tuk Sewu yang kerap muncul saat dipanggil hingga kini dipercaya menjadi simbol kesejahteraan masyarakat sekitar. Tiap bulan Syuro (bulan Jawa) air itu kerap dipakai untuk upacara.


“Istilahnya 'merti deso' yang artinya tasyakuran desa,” tuturnya, sembari menambahkan lokasi mata air kini disakralkan.


Padahal, di desa sekitar, banyak terdapat mata air alami lainnya, terutama di area lereng gunung Sindoro dan dataran tinggi Dieng.


"Di sini ada tujuh jenis mata air yang berada di beberapa tempat. Saat tasyakuran desa memang disyaratkan mengambil air dari tujuh mata air itu untuk menyatukan perbedaan," beber dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya