Bondan Winarno Prihatin soal Kuliner Tradisional Indonesia

Bondan Winarno di kediamannya.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Sebagai seorang pengamat kuliner senior Indonesia, Bondan Winarno telah lama berjuang melestarikan kuliner tradisional Indonesia. Contoh hal sederhana yang masih ia lakukan hingga saat ini adalah merekomendasikan berbagai tempat makan, kedai, warung atau restoran yang menyajikan hidangan tradisional kepada masyarakat Indonesia.

Belajar Mengulik Kuliner dari Pak Bondan

Hal itu terlihat dari akun media sosial Twitter pribadinya. Bondan tak segan menjawab pertanyaan para followers tentang destinasi wisata kuliner tradisional di suatu daerah. Mungkin terdengar sepele, tapi lewat situ ia mencoba mengajak masyarakat Indonesia bersama-sama melestarikan kuliner tradisional. 

Namun, kini Bondan mengaku sudah lelah berusaha menghidupkan kembali kuliner tradisional. Ia bahkan bercerita tentang usahanya membawa kuliner daerah Bali ke Jakarta yang dinilai tidak berhasil.

Nikmatnya Roti Kemang Tradisional Disiram Kuah Bubur Durian

"Dua tahun saya coba buka cabang di Jakarta, sampai hari ini nggak berhasil," ujarnya pria kelahiran 29 April 1950 itu.

Terpinggirkan di rumah sendiri

Bondan Winarno: Banyak Orang Indonesia Salah Pilih Beras

Bondan juga mengatakan kuliner tradisional sudah mulai terpinggirkan di rumahnya sendiri, Indonesia. Lebih lanjut ia menyayangkan masyaraikat yang juga belum sadar akan pentingya melestarikan pusaka kuliner Indonesia dengan lebih memilih menyantap makanan luar.

Begitu pula dengan pemerintah. Ia menuturkan bahwa di luar negeri seperti Singapura misalnya, pemerintah di sana sudah sadar jika mereka tidak melakukan sesuatu maka kuliner tradisional dan jajanan pinggir jalan lama-kelamaan akan hilang.

"Jadi pemerintahnya memberikan subsidi untuk mereka yang mau belajar masak makanan tradisional," ujar pria berusia 64 tahun tersebut.

Ia pun mengeluhkan di era pemerintahan Indonesia yang baru ini kuliner belum terlihat menjadi concern di kementerian mana pun.

"Kalau dulu di pariwisata. Sekarang kementerian pariwisata nggak mengurus soal itu. Katanya mau diurus ekonomi kreatif tapi belum mulai-mulai juga," tambahnya.

Padahal, ia mengatakan kuliner tradisional menjadi salah satu daya tarik wisata yang paling kuat dan destinasi wisata yang paling siap. Ia memberi contoh saat berkunjung ke suatu daerah, paling-paling orang hanya datang ke beberapa objek wisata sebentar saja. Apalagi jika cuaca panas.

"Tapi coba kalau mereka dikasih daftar kuliner khas daerah itu. Tiga hari tiga malam sudah kekenyangan tapi belum selesai mencicipi seluruh daftarnya," ujar Bondan.

Bondan juga menghimbau kepada masyarakat dan pemerintah agar tidak bergantung kepada orang-orang tua atau masyarakat tradisional dalam hal pelestarian kuliner.

"Kalau kita hanya bersandar pada orang-orang tradisional, bagaimana ketika nanti mereka sudah tidak ada?" tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya