Survei: Orang Korea Betah Menjomblo

Ilustrasi Pernikahan
Sumber :
  • iStockphoto

VIVA.co.id - Belum lama ini, fakta mengejutkan mengenai pernikahan di Korea terungkap. Menurut laporan berjudul "Statistik Pernikahan dan Perceraian 2014" yang dirilis oleh National Statistical Office of Korea (NSO) belum lama ini, pernikahan di Korea mencapai angka terendah pada tahun 2014 lalu.

Pernikahan Gagal, Bawa Berkah Buat Orang Miskin

Seperti dilansir dari Soompi, angka pernikahan di Korea pada tahun 2014 berjumlah 305.500 atau menurun 5,4 persen dari angka pernikahan di tahun 2013. Hal tersebut dikarenakan saat ini kebanyakan pria dan wanita di Korea menikah di usia 30-an. 

Menurut laporan tersebut, usia rata-rata pria Korea melakukan pernikahan pertama mereka adalah 32,4 tahun dan usia rata-rata wanita 29,8 tahun. Usia tersebut 0,2 tahun lebih tua dari data tahun 2013.

Pria Suka Tunda Pernikahan? Ini 10 Alasannya

Jika dibandingkan dengan data statistik 10 tahun lalu, pernikahan pertama pria Korea saat ini ditunda selama 1,9 tahun, sementara wanita ditunda 2,3 tahun.

"Populasi orang yang mencapai usia optimal telah menurun dan akan terus menurun karena penerimaan persepsi untuk tidak menikah telah semakin meningkat di masyarakat. Ini juga karena angka pernikahan internasional telah menurun," ujar Yoon Yeon Ok, kepala NSO.

Ketua DPRD Jambi Hadiri Akad Nikah Pernikahan Putri Sulung Gubernur Al Haris

Angka pernikahan internasional di Korea tahun 2014 tercatat sebesar 23.300 atau menurun sebanyak 10,2 persen dari tahun 2013. 

Penurunan angka pernikahan yang terjadi juga dikarenakan sejak tahun 2010 Menteri Keadilan dan Menteri Kesetaraan Gender dan Keluarga telah memberlakukan kebijakan-kebijakan untuk memperkuat validasi pernikahan internasional. Salah satunya adalah memudahkan proses pembuatan surat pernikahan bagi pasangan beda negara.

"Orang-orang menunda pernikahan dan tetap berpacaran karena ketidakpastian akan pekerjaan dan kehidupan yang stabil, memiliki masalah kompleks dengan keluarga dan teman," papar Kim Young Ran, peneliti di Korean Women's Development Institute.

Dia menambahkan, guna meningkatkan angka pernikahan, pemerintah harus menemukan langkah inovatif atau insentif. "Sehingga bisa membuat ide pernikahan lebih diterima di masyarakat," jelasnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya