Bilu Mela, Animasi Indonesia yang Diakui Internasional

Bilu Melu
Sumber :
  • Dok Istimewa
VIVA.co.id
Ironis! Istri di Ngawi Meninggal Dunia Usai Cabut Gigi Bungsu di Klinik
- Bilu Mela, film animasi buatan anak negeri melalang buana. Tercatat, setidaknya sudah lima negara yang membeli lisensi karya visual ini, termasuk di antaranya jaringan Encripta Brasil, dan jaringan Al-Jazeera TV.

Baku Tembak, TNI-Polri Berhasil Adang KKB yang Hendak Serang Polsek dan Koramil

Jika dihitung dari debut yang dimulai pada Oktober 2014, hal tersebut adalah pertanda bagus, bagi untuk perkembangan animasi Indonesia.
Kendaraan Niaga Berkepala Dua Bukan Sesuatu yang Mustahil


Kisahnya, tentang Bilu dan Mela, dua ikan yang hidup dalam dua akuarium berbeda. Bilu mempunyai ciri-ciri badan biru. Ia memunyai karakter spontan dan ekstrovert. Bilu unggul dalam hal aktivitas fisik, namun cenderung ceroboh.


Sementara itu, Mela, ikan yang berwarnya merah memunyai karakter berlawanan dengan Bilu. Mela berkarakter pendiam dan berpikir dua kali sebelum bertindak. Ia suka membaca buku dan melakukan eksperimen. Jika Bilu terlibat masalah, seringkali Mela yang mencarikan solusi.


Bilu Mela merupakan karakter ciptaan Fajar Nuswantoro. Fajar adalah lulusan IKJ yang sempat bekerja selama delapan tahun di televisi nasional. Fajar memulai bisnis animasinya pada 2012. Bilu Mela adalah karakter pertama yang ia ciptakan, demikian informasi yang redaksi
VIVA.co.id
dapat via rilis, Senin 27 April 2015.




“Ikan dipilih, karena memunyai alam berbeda dengan manusia. Dia juga punya aturan hidup sendiri. Diharapkan, hal ini menimbulkan banyak kisah yang belum diketahui manusia,” kata Fajar.


Sejak awal, Bilu Mela diciptakan tanpa dialog. Fajar sudah menetapkan bahwa animasi ini akan dijual ke pasar internasional. Fajar ingin menggunakan bahasa yang universal supaya Bilu Mela mudah diterima oleh anak-anak seluruh dunia.


Fajar memulai bisnis animasi dengan modal dua komputer. Bisnis animasi yang masih belum berkembang di Indonesia, membuat usahanya terseok-seok.


Tetapi, ia terus berusaha menyelesaikan Bilu Mela. Gayung bersambut saat film ini memasuki masa setengah produksi. Distributor dari Irlandia, Monster Entertainment, tertarik dengan konsep yang ditawarkan.


Mereka bekerja sama mendistribusikan Bilu Mela ke seluruh dunia. Namun, atas pertimbangan
go international
, mereka meminta judul Bilu Mela diubah menjadi Flip Flap.


Debut internasional dimulai pada acara MIPCOM, di Cannes pada Oktober 2014. Flip Flap menjadi animasi Indonesia yang pertama kali screening. Dalam waktu dekat, Flip Flap akan screening di Kidscreen.


“Paling tidak ini bisa menumbuhkan rasa percay diri bagi masyarakat Indonesia, bahwa film animasi kita bisa bersaing di level dunia”, lanjut Fajar. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya