Membongkar Rahasia Keindahan di Balik Lembah Harau

Lembah Harau
Sumber :
  • Facebook
VIVA.co.id
Masuk Gua Kampret, Raline Shah Berbusana Calvin Stone
-Saat berkunjung ke Sumatera Barat, cobalah mampir ke Lembah Harau. Ini, merupakan tempat subur terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Berada 138 kilometer dari Padang  dan 47 kilometer dari Bukit Tinggi. 

VIDEO: Teluk di Gorontalo Diserbu Turis yang Ingin Lihat Hiu

Lembah ini tak hanya memiliki pemandangan indah tapi juga dikelilingi batu granit terjal berwarna-warni dengan ketinggian 100 sampai 500 meter.
10 Daerah Wisata Indonesia yang Gencar Dipromosikan


Jika Anda melakukan perjalanan ke arah Pekanbaru dan Riau maka Anda harus berhenti di Lembah Harau dengan tebing batu granit curam setinggi 80 -300 meter. Pagar tebing cadas yang curam dan lurus berwarna kemerah-merahan tegak mengelilingi lembah begitu menawan untuk dipandang.


Dikutip Indonesia Travel, Harau diyakini berasal dari kata parau, istilah lokal yang artinya suara serak. Dulu, penduduk yang tinggal di atas Bukit Jambu sering menghadapi banjir dan longsor sehingga menimbulkan kegaduhan dan kepanikan.


Penduduknya sering berteriak histeris dan akhirnya menimbulkan suara parau. Dengan ciri suara penduduknya banyak yang parau didengar maka daerah tersebut dinamakan orau dan kemudian berubah nama menjadi arau hingga akhirnya penyebutan lebih sering menjadi harau.


Lembah Harau memiliki iklim tropis dan tanah yang subur, juga keindahan pemandangan alam yang menawan. Lembah Harau dijuluki Lembah Yosemite di Indonesia karena memiliki keindahan seperti Taman Nasional Yosemite yang terletak di Sierra Nevada California dan telah terkenal ke seluruh dunia.


Yang lebih istimewanya, di Lembah Harau terdapat air terjun bernama Bunta Waterfall atau secara lokal disebut Sarasah Bunta. Air terjun ini mengalirkan air segar dari dataran tinggi dengan tiga air terjun lainnya di lembah ini.


Sarasah Bunta ini mempunyai air terjun yang berunta-unta indah apabila terpancar sinar matahari seperti bidadari yang sedang mandi sehingga dinamakan Sarasah Bunta.


Air terjun Sarasah Bunta pertama kali dibuka tanggal 14 Agustus 1926 oleh Asisten Residen Lima Puluh Kota F. Rinner bersama Tuanku Laras Datuk Kuning Nan Hitam dan Asisten Demang Datuk Kodoh Nan Hitam. Prasasti penanda ini mengisyaratkan keindahan air terjun Sarasah  Bunta.


Saat di sini banyak keindahan yang bisa Anda nikmati.Mulai dari keindahan air terjun dan kolam renang ditambah nuansa alam yang asri. Selain itu juga berpotensi untuk pengembangan olahraga panjat tebing karena memiliki bukit batu yang terjal dan mampu memantulkan suara.


Dinding curam bukan hanya menjadi daya tarik bagi fotografer tetapi pemanjat tebing pun tertarik memanjat dinding di lembah ini dimana terdapat 300 lokasi panjat tebing. Di sisi lain, pagar tebing cadas yang curam telah menciptakan relief cantik sekaligus menantang terutama untuk Anda yang menyukai olahraga panjat tebing.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya