Pemicu Orientasi Seksual yang Salah pada Anak

Ilustrasi pasangan atau cinta
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Manfaat Hidup Melajang Menurut Penelitian
- Momen traumatik pada anak memang mampu berdampak pada kondisi psikologis mereka. Banyak hal yang bisa membuat anak trauma. Bahkan ketika orang tua menghukum atau menyakiti fisik mereka. Sekecil apapun hal-hal tadi bisa menciptakan memori traumatik.

Terlalu Ramah pada Orang Lain Bisa Bikin Hubungan Retak
Salah satu dampak yang paling ditakuti ialah orientasi seksual yang dimiliki saat tumbuh dewasa. Banyak ahli yang menyebutkan bahwa mereka yang menyukai sesama jenis biasanya memiliki momen traumatik yang pernah dialami di masa lalu, biasanya saat masih anak-anak.

Penyebab Umum Lelaki Sulit Percaya pada Wanita
Namun, tidak semudah itu seorang anak akan mengembangkan orientasi seksual sebagai penyuka sesama jenis ketika mengalami momen traumatik.

Psikolog keluarga, Efnie Indrianie, MPsi, mengatakan bahwa ketika bicara tentang menyukai sesama jenis, terdapat banyak pemicu, salah satunya ialah efek hormonal.

"Hormon testosteron yang terlalu tinggi pada perempuan membuat dia merasa terlalu powerful sehingga dia menyukai perempuan," ujar Efnie kepada VIVA.co.id beberapa waktu lalu.

Pemicu lainnya ialah ukuran hipotalamus yang tidak seimbang. Hipotalamus merupakan bagian yang sangat kompleks di otak yang memiliki peran penting dalam mengendalikan fungsi tubuh banyak termasuk pelepasan hormon dari kelenjar pituitari.

"Kalau orang yang menyukai sesama jenis itu biasanya ukuran hipotalamusnya berbeda sebelah. Jadi tidak seimbang 50-50 tapi mungkin 60-40," jelasnya.

Pemicu ketiga yang dianggap paling berdampak besar adalah gaya hidup yang berkaitan dengan lingkungan. Menurut Efnie, lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi orang yang kemudian mengembangkan orientasi seksual menyukai sesama jenis.

"Jadi tidak semudah itu seorang anak akan mengembangkan orientasi seksual sesama jenis ketika ada momen traumatik. Orang tua tak perlu takut dan khawatir berlebihan," ujarnya.

Ia bahkan mengatakan bahwa terkadang seseorang bisa saja menyukai sesama jenis hanya sesaat.

"Ini pengalaman saya menangani beberapa pasien. Ada yang menyukai sesama jenis bukan karena memiliki memori traumatik, tapi karena disakiti oleh kekasih prianya. Ia kemudian jatuh cinta kepada sahabat perempuannya dan itu terjadi hanya sesaat. Setelah itu dia kembali normal," tambah Efnie.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya