NASA Berupaya Mengubah Kotoran Manusia Jadi Sumber Makanan

Ilustrasi peneliti
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Badan Antariksa AS (NASA) dilaporkan tengah melakukan rangkaian studi yang bertujuan untuk mengubah kotoran manusia menjadi sumber makanan bagi astronot. Itu dilakukan karena misi ruang angkasa ke depan kian sulit dengan waktu yang jauh lebih panjang.

7 Suku yang Memiliki Tradisi Unik dan Aneh di Dunia, Bisa Pinjam Istri

Pasokan makanan astronot ketika menjelajah ke ruang angkasa memang terbatas. Ini yang mendasari para ilmuwan NASA terus memutar otak untuk menciptakan teknologi yang lebih efisien, terutama karena misi ke Mars yang kian dekat.

Jika NASA mampu memanfaatkan kotoran manusia untuk memproduksi makanan dan plastik, maka astronot diprediksi akan mampu untuk mencapai misi yang lebih panjang.

7 Hewan Aneh Bisa Melakukan Hal yang Tidak Bisa Dipercaya

Terkait dengan hal tersebut, saat ini peneliti di Clemson University di Carolina Selatan akan menerima dana sebesar $200 ribu atau Rp2,8 miliar untuk melakukan penelitian khusus selama tiga tahun. Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan meneliti ragi untuk menciptakan suatu benda yang dapat digunakan astronot di luar angkasa.

"Jenis ragi tertentu dapat dimanipulasi secara genetik untuk membuat polimer atau plastik, digunakan untuk pencetakan 3D serta Omega-3, yang mampu menurunkan risiko penyakit jantung dan melindungi kulit serta rambut," kata Mark Blenner, profesor di departemen kimia dan bioteknologi di Clemson University, seperti dikutip Food World News.

7 Kebiasaan Unik Orang Rusia yang Membuat Wisatawan Bingung

Untuk memproduksi ragi, dibutuhkan nitrogen, yang dalam hal ini dapat ditemukan dalam urin manusia. Karena, urin manusia memiliki jumlah ragi yang besar, maka mereka dapat mengubah karbon menjadi ganggang jika bermutasi genetik.

Blenner mengungkapkan dirinya akan memproses ragi secara genetik dengan menggunakan urin manusia dan karbon dioksida sebagai komponen dasar. Dengan demikian, itu memungkinkan dibuatnya benda-benda penting yang dibutuhkan astronot di luar angkasa.

Menurut Blenner, sulitnya perjalanan ruang angkasa jangka panjang adalah kurangnya fasilitas di mana astronot dapat membeli barang-barang penting dan 'ruang premium'.

NASA mengungkapkan, dana yang mereka berikan kepada Clemson University adalah salah satu dari delapan dana lain yang telah diberikan ke seluruh universitas di Amerika Serikat. Dana-dana tersebut digelontorkan NASA untuk melakukan penelitian yang fokus pada teknologi inovatif tahap awal yang mampu mengatasi kebutuhan prioritas tinggi program ruang angkasa.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya