Turis: Ini Kebun Binatang atau Taman Nasional Komodo?

Ekspedisi Terios 7 Wonders di Pulau Komodo
Sumber :
  • VIVAnews/Sandy Mahaputra

VIVA.co.id - Semenjak dinobatkan sebagai tujuh keajaiban dunia atau The New 7 Wonders of Nature pada tahun 2012‎, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, semakin dikenal dunia.

Banyak turis asing yang datang untuk berwisata di taman ini. Namun, mereka malah kecewa dengan kondisi taman nasional karena dianggap terlalu modern.

Salah seorang turis asal Italia, Lydia mengaku kecewa saat pertama kali melihat Taman Nasional Komodo. Meski begitu, Lydia pun mengaku takjub dengan keindahan alam yang ditawarkan. Namun, bangunan seperti rumah dan pintu gerbang yang terbuat dari semen saat memasuki taman wisata ini justru membuat kesan yang tak natural lagi.

"Ketika masuk sudah ada rumah megah, dan ada gapura besar. Saya sempat berpikir, ini Kebun Binatang atau Taman Nasional," kata Lydia saat ditemui di Pulau Rinca, Senin, 31 Agustus 2015.

Dia berharap bangunan-bangunan tersebut dirobohkan dan membiarkan taman itu natural. Sebab taman ini adalah rumah alami komodo, bukan untuk manusia.

Lynda tak mempermasalahkan kondisi iklim Taman Komodo yang sangat gersang. Menurutnya, para pengunjunglah yang semestinya menyesuaikan kondisi alam yang ada di sana.

"Saya melihat walau panas, para turis asing dari Eropa seperti saya tetap menikmati, karena ini adalah tempat konservasi bagi ribuan jenis hewan dan tanaman," kata dia.

Sementara itu, menurut John, turis asing asal Inggris, mengaku sangat terkesan dengan Taman Nasional Komodo ini. Di sini dia melihat sesuatu yang baru, yaitu komodo.

"Bali untuk liburan, kalau ke sini untuk melihat sesuatu yang berbeda," kata John.

Saat ini, pemerintah memang tengah semangat mempromosikan Taman Nasional Komodo. Kepala Balai Taman Nasional Komodo Helmi mengatakan, dalam dua tahun ini saja, perbandingan jumlah turis asing dengan turis lokal melonjak. Untuk turis asing yang berkunjung selama tahun 2014 sebanyak 67.089 orang, sedangkan jumlah turis lokal hanya 13.537 orang.

"Dan untuk tahun 2015 ini, hingga Juni jumlah kedatangan turis asing sebanyak 34.216 orang, sedangkan dari lokal hanya 8.365 orang. Sangat jauh, kan, perbandingannya," kata Helmi.

‎Taman Nasional Komodo terdiri dari tiga buah pulau besar yaitu pulau Komodo, pulau Rinca dan pulau Padar serta 26 buah pulau besar/kecil lainnya. Sebanyak 11 buah bukit yang ada di Taman Nasional Komodo dengan puncak tertinggi yaitu Gunung Satalibo (± 735 meter dpl).

Keadaan alam yang kering dan gersang menjadikan suatu keunikan tersendiri. Adanya padang savana yang luas, sumber air yang terbatas, dan suhu yang cukup panas, merupakan habitat yang disenangi sejenis binatang purba Komodo. ‎

Soto-Sate Padang Dulu, Sebelum Balapan Tour de Singkarak

Sebagian besar taman nasional ini merupakan savana dengan pohon lontar (Borassus flabellifer) yang paling dominan dan khas. Beberapa tumbuhan yang ada di Taman Nasional Komodo antara lain rotan (Calamus sp.), bambu (Bambusasp.), asam (Tamarindus indica), kepuh (Sterculia foetida), bidara (Ziziphus jujuba), dan bakau (Rhizophora sp.)‎

Selain satwa khas Komodo, terdapat rusa (Cervus timorensis floresiensis), babi hutan (Sus scrofa), kuda liar (Equus qaballus), kerbau liar (Bubalus bubalis),  2 jenis penyu, 10 jenis lumba-lumba, 6 jenis paus dan duyung yang sering terlihat di perairan laut Taman Nasional Komodo.

Sementara, potensi kehidupan laut di taman nasional ini tercatat sebanyak 259 jenis karang dan 1.000 jenis ikan seperti barakuda, marlin, ekor kuning, kakap merah, baronang, dan lain-lain.

Taman Nasional Komodo merupakan aset nasional yang mendapat dukungan bantuan teknis untuk pengelolaannya secara internasional, dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia dan Cagar Biosfer oleh UNESCO.

Kementerian Pariwisata

Indonesia Jadi Kantor Sekretariat Kepariwisataan ASEAN

Kegiatan ini merupakan perjanjian di antara negara-negara ASEAN.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016