Ini Salah Satu Cara Melestarikan Batik Kudus

Ragam Batik Kudus
Sumber :
  • VIVAnews/ Ahmad Rizaluddin

VIVA.co.id - Pada 1930, industri Kudus diproduksi secara home industry. Pusat produksi batik Kudus berpusat di kawasan Kampung Langgar Dalam, Kudus. Tempat tersebut dipilih, karena sangat sesuai dengan sosiokultural yang berlaku pada masa itu.

Carita Dasa Windu, Hadiah Eksklusif untuk Habibie



Batik Kudus sama seperti batik di daerah pesisir lainnya, yang dipengaruhi oleh budaya Tiongkok. Batik Kudus mulai dikenal pada abad 17 dan menjadi bagian identitas masyarakat Indonesia pada rentang waktu 1880-1940.

Setelah itu, tradisi ini kian lama memudar dan puncaknya pada kurun tahun 1980-2000. Batik Kudus hanya tinggal menjadi artefak budaya yang nyaris punah di masyarakat. Para pembatiknya pun lebih memilih menjadi buruh industri pelinting rokok kretek.

Untuk itulah, demi mengangkat kembali kebudayaan Indonesia yang lama tertinggal, diperlukan adanya beberapa usaha yang panjang. Caranya, seperti mengajak pembatik muda Kudus untuk mau bekerja sama dalam membatik.

"Tidak mudah untuk mengajak dan membina para pembatik muda bekerja sama, butuh sosialisasi yang panjang, sehingga mampu menghasilkan karya yang memuaskan. Ini merupakan cara saya membantu Indonesia untuk menjaga warisan wastranya," ujar Miranti Serad Ginanjar selaku Pembina Galeri Batik Kudus saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis, 3 September 2015.

Menurut Miranti, batik Kudus terpengaruh oleh tiga budaya, dari ketiga sunan, seperti Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Kalijaga. Untuk itu, tidak jarang ditemukan batik Kudus dengan simbol perpaduan antara budaya Hindu dan Islam, seperti motif kaligrafi dan dua kalimat syahadat.

Sebab, menurut dia, itu cara Sunan Kudus untuk menyebarkan Islam secara halus.

Tidak hanya itu, sejarah juga mengungkapkan bahwa Batik Kudus dipengaruhi oleh budaya dari pedagang-pedagang Tiongkok kaya yang mendatangkan pembatik-pembatik dari Pekalongan. Tidaklah mengherankan apabila Batik Kudus disebut sebagai karya multikultur.

Dalam kumpulan Batik Kudus dikenal peranakan yang halus dengan motif yang rumit, di antaranya motif gabah sinawur, moto iwak atau mrutu sewu. Batik- batik ini berwarna sogan atau kecokelatan seperti umumnya batik Jawa Tengah dengan corak tombak, kawung, atau parang, tetapi dihiasi dengan buketan, pinggiran terang bulan, taburan kembang, kupu-kupu, atau burung dengan warna-warna cerah seperti merah dan serasi dengan warna cokelat.

Ciri dan corak khusus ini yang membedakan batik Kudus dengan produksi batik daerah lain. Berbagai motif batik khas Kudus seperti motif pakis haji, parijoto, kapal kandas, kaligrafi, dan beras kecer atau tumpah.

Memiliki sejarah yang cukup panjang tidaklah heran bila banyak dari pelaku fesyen memakai batik Kudus sebagai karya mereka. Selain dapat menyampaikan pesan lewat sentuhan busana, hal ini juga menjadi jati diri bangsa Indonesia yang luar biasa.

Wali Kota Amerika di Somersworth Bangga Pakai Batik
Koleksi batik Danar Hadi

Batik Generasi Muda Danar Hadi dengan Sentuhan Modern

Harga batik dimulai Rp250 ribu hingga Rp1 juta.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016