Waspada, Ini Tiga Dampak Kesehatan Kurang Liburan

Ilustrasi liburan di pantai
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Rekomendasi Tempat Camping Murah Pemandangan Indah di Semarang
- Mengambil cuti sejenak dari aktivitas sehari-hari yang padat dan berlibur ke suatu tempat bukan lah sekedar menghabiskan uang atau waktu bersenang-senang. Itu adalah suatu kebutuhan yang akan membuat pikiran dan tubuh Anda kembali segar dan terhindar dari stres.

Tagar Boikot Menggema, Netizen Ngeri Liburan ke Thailand
Sayangnya, banyak orang yang kesulitan berkutat dengan pekerjaan sehingga tidak sempat berlibur dan menyegarkan pikiran. 

Dear Millenial, Modal Rp50 Ribu Sekarang Udah Bisa Traveling
Nah, tanpa Anda ketahui, itu akan memberikan dampak tersendiri pada kesehatan. 

Dilansir dari Quartz, 365 hari atau satu tahun tanpa liburan akan memberikan sejumlah dampak kesehatan yang buruk pada tubuh Anda. Tak hanya itu, pikiran dan produktifitas Anda di kantor juga akan terpengaruh.

Berikut ini adalah beberapa dampak kesehatan melewati liburan selama satu tahun penuh.

Meningkatkan risiko serangan jantung

Sejumlah studi telah menemukan bahwa terdapat korelasi antara tidak berlibur dan penyakit jantung. Sebuah studi yang masih berlangsung bagkan menyebutkan bahwa wanita yang bekerja atau menghabiskan banyak waktu rumah dan hanya berlibur satu kali selama enam tahun memiliki risiko serangan jantung dua kali lebih tinggi, dibandingkan dengan wanita yang berlibur setidaknya dua tahun sekali.

Studi lain dari American Journal of Epidemiology mengungkapkan bekerja selama 10 jam atau lebih akan memberikan risiko penyakit jantung koroner sebanyak 80 persen.

Hal itu karena stres psikologis yang berkepanjangan mampu memengaruhi kondisi kesehatan tubuh.

Depresi

Dampak kesehatan lain yang akan Anda terima jika tidak berlibur selama setahun penuh adalah risiko depresi. Itu diungkapkan oleh sebuah studi yang pernah dilakukan tahun 2012 lalu. Studi mengungkap orang yang bekerja setidaknya selama 11 jam dalam sehari berisiko menderita sejumlah episode depresi yang berat tiga kali lipat dibandingkan mereka yang hanya bekerja tujuh hingga delapan jam sehari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya