Bangkitnya Band 1 Juta Copy

Grup band asal Yogyakarta, Sheila On 7 tampil dalam ajang dance competition di alun-alun utara Yogyakarta, Sabtu (23/8/2014) malam.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Lama vakum dari industri musik Tanah Air, grup band Sheila on Seven kembali menyapa penggemarnya menjelang penghujung tahun 2015. Kehadiran band asal Yogyakarta ini disambut hangat penggemarnya. 

Thomas Cup dan Uber Cup Kobarkan Semangat Atlet Jelang Olimpiade 2024

SO7 berdiri 6 Mei 1996. Mereka terdiri dari lima personel, Duta (vokalis), Eross (gitar), Sakti (gitar), Anton (drum), dan Adam (bass). Kelimanya sepakat membentuk band dan membawakan lagu-lagu dari kelompok OASIS, U2, Bon Jovi, dan Gun's N Roses.

Namanya mulai berkibar di industri musik Indonesia setelah menelurkan album pertama di tahun 1999. Album itu diberi judul Sheila On 7. Lagu-lagu dalam album tersebut berhasil memikat anak-anak muda saat itu.

Bosan Pintu Cokelat? Coba 4 Warna Cerah Ini Biar Rumah Makin Aesthetic

Kesuksesan itu mengantarkan Duta Cs menjadi satu-satunya band Indonesia yang mampu menjual album fisik sebanyak lebih dari satu juta copy, tiga album berturut-turut. 

Di masa emasnya, lagu-lagu SO7 berhasil menduduki tangga lagu. Konser-konser band tersebut selalu dipenuhi penggemarnya. Saking antusiasnya penonton, konser SO7 di beberapa daerah pernah memakan korban jiwa.

Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

Saat SO7 konser di GOR Saburai, Bandar Lampung, empat fansnya meninggal terinjak-injak Tidak sedikit pula yang terluka.

Kejadian serupa terjadi saat band yang terkenal dengan lagu Sephia ini menggelar konser di Stadion Lambung Mangjurat Banjarmasin, Kalimantan Selatan tahun 2004 lalu. Sepanjang pertunjukkan semuanya berjalan mulus.

Tragedi terjadi saat acara selesai. Penonton berebut ke luar stadion. Peristiwa itu menyebabkan empat orang tewas karena terinjak-injak, sementara 13 orang lainnya terluka. 

Insiden serupa juga terjadi saat SO7 menggelar konser ulang tahun band yang ke-13. Acara digelar di sebuah kafe di Yogyakarta. Penonton membludak, dan melebihi kapasitas. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya saja, enam orang pingsan. 

Konflik

Ketenaran dan nama beken kerap menyulut perselisihan. Kondisi ini menimpa SO7. Tahun 2004 terjadi konflik di tubuh band tersebut. Drummer SO7, Anton, dikeluarkan dari band yang telah membesarkan namanya. Drummer berambut gondrong itu dianggap tidak disiplin. 

Posisi Anton digantikan Brian. Awalnya, Brian tampil sebagai additional player. Brian ikut bersama SO7 untuk tur promo album Pejantun Tangguh. Ia juga ikut ambil bagian dalam pembuatan album The Very Best of Sheila on Seven

Di tahun 2006, SO7 harus kehilangan personel lainnya. Sang gitaris, Sakti, mengundurkan diri karena ingin melanjutkan pendidikan ke Pakistan. Sakti tak bisa dicegah. Ia ingin fokus belajar ilmu agama.

Sejak saat itu, band pelantun Dan ini tampil berempat. Brian pun diangkat menjadi personel SO7 saat band ini mengerjakan album 507. 

Meski menambah personal, kepincangan terasa di tubuh band sejak Sakti ke luar. Band ini sempat vakum cukup lama dari industri hiburan Indonesia. Mereka tak pernah muncul di layar kaca. Pun tak merilis album baru. 

Duta cs dianggap tak produktif lagi. Namun Sheila On Seven tak mau ambil pusing dengan tudingan tersebut.

"Bukan karena nggak produktif. Kita menyesuaikan diri. Ngapain cepat-cepat punya album kalau yang beli tidak ada. Kita nggak perlu tanggapi orang-orang yang bertanya soal Sheila tidak produktif," kata Duta. 

Jarangnya Sheila On Seven tampil menimbulkan spekulasi para personel di band tersebut tak lagi harmonis. Tetapi, kabar itu dibantah secara tegas. Mereka mengaku masih tetap kompak walau terkadang personelnya tampil sendiri-sendiri.

Membuktikan jati diri, di pengujung 2014, SO7 bangkit. Band tersebut menelurkan album baru bertajuk "Musim yang Baik". Ini menjadi album kedelapan SO7. Lapang Dada dipilih menjadi singel perdana dari album dengan 10 lagu ini. 

Memang, album terbaru mereka tidak terlalu terdengar gaungnya. Hal itu tidak lantas membuat band yang beranggotakan tiga orang tersebut patah semangat untuk kembali mengulang suksesnya. 

Mereka sempat menggelar konser di beberapa daerah. Namun, personel SO7, Adam keberatan kalau di sebut dengan istilah 'comeback'. Karena SO7 tidak pernah kemana-mana.

"Aku enggak ngerti ngomongnya comeback. SO7 tetap jalan. Sejak tahun 2007-2008 kita selalu mendapat pertanyaan seperti itu," ujarnya saat berbincang dengan VIVA.co.id

Untuk membuktikan mereka masih eksis dan memiliki penggemar setia, SO7 menggelar konser spesial di sebuah televisi swasta akhir Oktober lalu. Konser menuai sukses. Penampilan Duta dan kawan-kawan berhasil mengobati rasa rindu penggemarnya. 

Konser dibuka di halaman stasiun televisi. Penonton membludak. Teriakan histeris terdengar saat Duta, Eross, Brian, dan Adam memasuki panggung. Duta langsung menggebrak lewat lagu JAP (Jadikan Aku Pacarmu). 

Penggemar begitu antusias. Mereka ikut bernyanyi. Konser ini terbilang sukses, dan mebuktikan SO7 belum kehilangan penggemarnya. 

Lantas, apakah kesuksesan tersebut membuat band ini berencana menggelar konser tunggal? 

"Kalau keinginan sih ada, tapi kalau dalam waktu dekat belum. Enggak ada target juga," ujar Adam mewakili personel SO7 lainnya.

Dewa 19 dan Radja

Selain SO7, band-band lama yang sempat tak terdengar namanya pun kembali eksis. Dewa 19 yang dikomandani Ahmad Dhani tampil kembali dengan lagu-lagu hits mereka. 

Dhani menggelar konser reuni Dewa 19 di beberapa acara. Dhani dan personel Dewa 19 lainnya sempat menggelar konser reuni di Surabaya pada Mei lalu. Ari Lasso hadir sebagai vokalisnya. 

Band ini membawakan sekitar 17 lagu dari album-album sebelumnya, seperti Kirana, Satu Hati, Kosong, Cukup Siti Nurbaya, Aku di Sini Untukmu, Cinta Gila, dan Kamulah Satu-satunya

Konser itu dipenuhi dengan Baladewa dan Baladewi (sebutan penggemar Dewa 19). Ini bukanlah konser reuni pertama mereka. Sebelumnya di akhir tahun 2014, Dewa 19 juga menggelar konser yang sama di Jawa Timur. Penggemar dimanjakan dengan penampilan band yang populer di tahun 90-an. Mereka sering menggelar konser reuni di sejumlah kota sejak tahun 2013 lalu.

Dewa 19 adalah salah satu band besar Indonesia. Namun, di tahun 2011 setelah Once mengundurkan diri sebaga vokalis, band ini vakum. 

Selain Dewa 19, band Radja yang sempat pecah kongsi dengan dua personel lainnya juga mulai eksis kembali. Band yang populer lewat lagu "Jujur" ini sempat menjadi band ternama di awal kemunculannya.

Band yang terbentuk pada 17 Maret 2001 ini terdiri dari Ian Kasela (vokalis), Moldy (gitar), Indra (bass), dan Seno (drum). 

Perjalanan karier mereka di industri musik Tanah Air tak berjalan mulus. Album Radja pernah gagal di pasaran.

Namun kegagalan tidak lantas membuat band ini patah semangat. Mereka berusaha mencari jalan agar musik mereka diterima pendengarnya di Indonesia. 

Setelah merasakan pahit getirnya persaingan ketatnya di industri musik, Radja pun menuai sukses dari kerja kerasnya di tahun 2004. 

Radja menemukan label baru yang lebih besar. Mereka pun mempersiapkan album sebelumnya dan direpackage. Album ketiga itu diberi judul Langkah Baru. 

Album ini meraih sukses yang tak terduga. Radja menerima berbagai macam penghargaan. Lagu-lagunya terus diputar di sejumlah mal maupun toko musik. Penjualan album ini pun sangat mencengangkan. Radja berhasil mencatatkan rekor penjualan hingga 1,3 juta copy. 

Angka yang fantastis untuk pendatang baru seperti Radja. Popularitas Ian Kasela dan kawan-kawan langsung melesat tajam. Mereka laris manis tampil di acara musik di sejumlah televisi swasta. Tak hanya itu, jadwal mereka selalu padat dengan berbagai aktivitas manggung di Jakarta maupun daerah. 

Nama Ian Kasela cs mulai dikenal publik Tanah Air dan negara tetangga, seperti Malaysia dan Brunei. Hari-hari personel Radja dipenuhi dengan manggung dan wawancara. 

Sayang, di tahun 2010 terjadi kemelut di band tersebut. Masalah internal itu menyebabkan dua personel lainnya, Indra dan Seno hengkang dari Radja.

Walau Ian dan Moldy menggandeng personel baru, hal itu tidak cukup untuk membuat nama Radja menanjak kembali. Mereka pun 'tertidur' selama lima tahun. 

Di tahun 2015 ini Radja kembali menggebrak dengan personel lamanya. Indra dan Seno kembali bergabung dengan Moldy dan Ian. 

Diakui Ian, keinginan untuk bersatu lagu sudah terpikir sejak tahun 2011 lalu. Tetapi baru sekarang hal itu bisa diwujudkan. 

"Gue sama Seno melihat Radja itu sudah hampir 10 tahun bareng. Ada program Radja re-united, gue jadi ngerasa kayak dulu. Kami coba jalani, kami keluarin karya, kami cuma ingin berkarya,” ujar Indra.

Dengan terbentuknya Radja di formasi awal, mereka siap menyuguhkan musik yang pernah melambungkan namanya saat itu. Soal lagu baru, mereka masih merahasiakan. 

Pastinya Radja siap kembali meramaikan telinga para penikmat musiknya. "Yang kemarin beda, sekarang juga beda. Cuma karakter tetap di Ian. Warna Radja insya Allah akan kembali seperti semula,” kata Moldy. 

Radja pun menggelar konser bertajuk Radja Reunited pada Juli lalu. Konser itu digelar di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Konser itu mendapat sambutan baik dari penggemarnya. 

"Personel lama balik lagi, dan pas dengan single lama, Setia," ujar Moldy yang ditemui VIVA.co.id

Moldy mengaku ia dan Ian tak grogi karena harus kembali manggung. Namun, dua rekannya yang sempat hengkang merasa nervous. 

"Kaget secara sudah lima tahun enggak pernah dengar lagi ribuan masa bersorak sorai. Seperti dilahirkan kembali," ungkapnya.

Sekadar Nostalgia?

Kemunculan band-band yang pernah mencatatkan hingga 1 juta copy secara nyaris bersamaan sempat membuat 'khawatir' penggemar yang tak ingin kehadiran band-band kesayangan ini sekadar nostalgia belaka.

Namun Dhani menyatakan kehadirannya dalam reuni Dewa 19 bukan main-main. Ia tak menutup mata mengenai adanya rencana Dewa 19 membuat album baru.  

Dhani menyatakan hal itu bukan tidak mungkin. Hanya saja, mantan suami Maia Estianty ini memiliki syarat untuk mewujudkan kesempatan itu. Syaratnya, Ari Lasso sudah tak dikontrak label rekamannya saat ini.

Ia pun sudah memikirkan konsep baru yang akan menjadi imej Dewa 19 saat meluncurkan album baru.

"Yang pasti lagunya sudah enggak cinta-cintaan lagi. Masa seumur kita masih cinta-cintaan, enggak cocok," ujarnya tertawa. 

Sementara itu, S07 sendiri tak memiliki cita-cita muluk. Kehadiran mereka di industri musik belakangan ini memang murni ingin berkarya.

"Intinya kalau SO7 kita musisi. Kita musisi yang selalu perform. Kebetulan kita punya karya sendiri dan perform," ujar Adam.

Tak hanya itu, untuk aksi comeback ini, SO7 juga tak punya alasan khusus. Mereka tampil kembali bukan hanya sekadar untuk nostalgia.

Kata Adam, meski tak sesering tampil di masa emas mereka, sebenarnya selama ini, band yang digawanginya tidak hilang sama sekali. "Selama beberapa tahun kita enggak dalam spotlight, tapi kita tetap band yang manggung lah. Rilis album saja masih," katanya.

Mengenai konsep yang sekarang diusung SO7, tak ada yang berbeda dengan band yang dulu. Mereka masih tetap setia dengan konsep sebelumnya.

"Kita selalu mainkan musik yang kita suka. Kita enjoy sama musik kita sendiri, kita enjoy yang kita mainkan. Semua referensi yang kita dapatkan tertuang. Dari dulu serius," tambahnya.

Saat disinggung apakah personel SO7 optimistis menghadapi persaingan di industri yang semakin ketat, Adam memiliki keyakinan tersebut. 

"Dulu itu zaman ngetren, kalau orang enggak dengerin SO7 enggak gaul, kesannya seperti itu. Sekarang berjalannya waktu seleksi alam bekerja," ungkapnya.

Meski demikian, Adam dan personel lainnya merasakan perbedaan yang drastis saat manggung sekarang dengan dulu. Kini mereka tak bisa sebebas dulu saat melakukan aksi di panggung.

"Sekarang sudah sadar masalah kesehatan. Alhamdulillah kita bisa mengatur tubuh kita," ujarnya.

Bagaimana dengan Radja. Apakah band ini juga punya alasan khusus saat memutuskan untuk bersatu kembali dalam bendera Radja? 

Moldy yang ditemui VIVA.co.id di bilangan Kemang, Jakarta Selatan menyatakan mereka bukan ikut-ikutan tren atau latah. Mereka kembali manggung dan membuat lagu demi menghibur penggemar setia yang dijuluki Radjaku. 

"Motivasinya, pertama setia seperti single Radja yang baru. Setia ke fans, bertanggung jawab ke yang mengidolakan. Eksistensi produk atau artis dari karyanya," ujarnya.

Keinginan kuat Moldy untuk kembali eksis dengan Radja, karena percakapannya dengan penggemar. Mereka merindukan Moldy dan Ian sebagai personel Radja, bukan pribadi. 

Di samping itu, Moldy sadar walau personel Radja sudah memiliki bisnis dan masalah pribadi lainnya, mereka tetaplah seorang musisi.

"Jadi bukan sekadar nostalgia. Gue merasa terpanggil melanjutkan Radja. Enggak bisa gue copot itu," ujarnya. 

Serupa dengan SO7, Radja juga tak melakukan perubahan pada konsep musiknya. Ia tak mau merusak ciri khas Radja yang selama ini sudah melekat di hati penggemarnya. 

"Radja itu free pop. Pop bisa masuk unsur apa saja. Kita tetap pada karakter Radja. Kalau mau berubah, ya harus keluar dari Radja," ucapnya. 

Ia yakin misi comeback-nya mendapat sambutan positif dari penggemar dan juga penikmat musik di Tanah Air.

"Orang berani berbuat pasti karena yakin. Niatnya bukan sekadar yakin, tetapi bertanggungjawab kepada fans," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya