Sumber :
- Freewallpaper
VIVA.co.id
- Sarapan adalah hal penting, karena setelah 7 - 8 jam tubuh kosong makanan, sementara aktvfitas di pagi hari tinggi, maka badan membutuhkan gizi.
Pola sarapan di Indonesia, masih 7 dari 10 orang, ini tentu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi. Dengan rincian, 4 dari 10 tidak sarapan sama sekali, dan 3 dari 10 sarapan, namun gizinya hanya di bawah 15 persen.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Lima Dampak Buruk Jika Anak Meninggalkan Sarapan
Baca Juga :
Saatnya Perhatikan Gizi Sarapan Anda
Pola sarapan di Indonesia, masih 7 dari 10 orang, ini tentu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi. Dengan rincian, 4 dari 10 tidak sarapan sama sekali, dan 3 dari 10 sarapan, namun gizinya hanya di bawah 15 persen.
Baca Juga :
Jangan Sikat Gigi Setelah Sarapan, Ini Alasannya
Dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional, pemerintah melalui Pergizi (Perhimpunan Pakar Gizi) Pangan Indonesia, bersama Energen, mencanangkan gerakan Ayo Sarapan Sebelum Jam 9.
"Sarapan itu jangan sekadar pilih yang mengenyangkan, namun harus cari yang bergizi. Dan untuk mendapatkan sarapan bergizi, harus terdiri dari karbohidrat, bisa dipilih salah satu: nasi, sereal, ubi, mie," jelas ketua umum Pergizi, Prof Dr.Ir. Hardiansyah,MS di FX Mal, Kamis, 26 November 2015.
Selain karbohidrat juga diperlukan protein yang bisa didapat dari telur, ikan, ayam, susu, tahu, dan tempe. Sementara lemak, diperoleh dengan protein yang digoreng atau ditumis.
Untuk memenuhi kebutuhan sayur, cara paling sederhana di pagi hari, bisa diambil dari lalapan, yang sesekali bisa diganti buah sebagai vitamin. Buah paling mudah didapat adalah pepaya, kalau memang tidak suka, bisa diganti jeruk atau pisang.
Hardiansyah membagi tips ini untuk orang yang hanya mengkonsumsi buah saat sarapan. "Ada cara makan buah yang benar, yakni kita cincang lalu dilengkapi dressing yogurt. Itu bagus, karena yogurt kaya protein dan lemak," sarannya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Nasional, pemerintah melalui Pergizi (Perhimpunan Pakar Gizi) Pangan Indonesia, bersama Energen, mencanangkan gerakan Ayo Sarapan Sebelum Jam 9.
