Jumlah Penderita Kanker Terus Melonjak, Ini Penyebabnya

Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id - Penyakit kanker merupakan penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian nomor tujuh di Indonesia. Dari sekian banyak kanker yang menyerang masyarakat Indonesia, kanker payudara dan kanker leher rahim masih menjadi penyakit kanker tertinggi yang diderita wanita. Sedangkan untuk laki-laki adalah kanker usus besar (kolorektal) dan kanker paru.

Cara Sederhana Deteksi Kanker

Ahli Hematologi Onkologi Medik UGM, dr. Mardiah Suci Hardianti,Ph.D.,Sp.PD. mengatakan,  jumlah penderita kanker di Yogyakarta (DIY) dari tahun ke tahun menunjukkan angka peningkatan.

Dari data penderita kanker di RSUP Dr. Sardjito mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data tahun 2009 mencatat jumlah kunjungan pasien yang menjalani rawat jalan di Klinik Tulip sebanyak 23 ribu dan terus naik hingga 48.175 ribu di tahun 2015. "Penderita kanker yang terus bertambah di DIY sebagian besar disebabkan gaya hidup yang tidak sehat,"katanya, Sabtu 6 Februari 2016.

Menurut dia, munculnya kanker dipengaruhi oleh dua faktor utama.  Pertama, faktor dari dalam yakni kerentanan individu untuk menderita kanker. Kedua, akibat faktor luar yaitu kanker yang didapat akibat pengaruh lingkungan dan pola hidup tidak sehat. Infeksi virus juga bisa mengakibatkan timbulnya kanker. Misalnya, virus Epstein Barr atau EBV dapat menyebabkan kanker nasofaring, kanker leher rahim (serviks) dapat diakibat oleh infeksi virus HPV, dan kanker hati bisa berkaitan dengan virus Hepatitis-B.

Kedua faktor tersebut, baik faktor dari dalam maupun dari luar jika mengakibatkan perubahan atau mutasi pada gen yang berperan pada timbulnya kanker pada akhirnya menyebabkan terjadinya kanker. Namun begitu, sebagian besar kejadian kanker dipengaruhi faktor luar.

"95 persen kanker dikarenakan mutasi gen karena faktor dari luar. Sementara faktor bawaan hanya menyumbang kejadian kanker sebesar 5 persen saja, sehingga sebagian besar kanker dapat dicegah."

Guna menekan kejadian kanker, Mardiah menghimbau masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu juga menjauhkan diri dari faktor risiko terkena kanker. Kanker dapat dicegah dengan menghindari faktor risikonya. Antara lain menghindari paparan asap rokok, polusi, sinar UV, konsumsi alkohol, serta diet rendah serat. Selain itu mempertahankan untuk tetap aktif secara fisik penting dalam upaya mencegah kanker.

"Melakukan vaksinasi juga bisa mencegah risiko kanker yang diakibatkan karena infeksi virus," tuturnya.

Mardiah menyampaikan persoalan kanker tidak hanya menjadi permasalahan penderita kanker dan tenaga kesehatan saja. Menurutnya, kanker sudah menjadi isu besar dunia. Dengan demikian diharapkan semua orang, baik individu maupun komunitas, dapat berperan dalam upaya mengurangi kematian akibat kanker.

"Secara individu, selain menjalani pola hidup sehat dan rutin berolahraga, diharapkan juga lebih perhatian terhadap tanda dan gejala kanker serta deteksi dini. Menemukan kanker sejak dini akan memperbesar kemungkinan keberhasilan pengobatan," ujar staf pengajar Departemen Penyakit Dalam FK UGM ini.

Mulai Usia 30, Waspada Kanker Prostat

Mardiah menambahkan pemerintah juga diharapkan membuat registrasi kanker berbasis komunitas agar bisa mengetahui kasus riil di masyarakat. Pasalnya selama ini belum semua kasus kanker terungkap karena data yang ada baru dari rumah sakit saja. "Jumlah penderita kanker sebenarnya jauh lebih besar, hanya saja belum semua terungkap. Harapannya melalui upaya itu bisa membantu perencanaan penanganan di masa mendatang."

(mus)

Didiet Maulana Lelang Songket untuk Pasien Kanker
Ilustrasi kanker.

Kanker, Penyakit Mahal yang Umum di Negara Miskin

Di Indonesia, konsumsi gorengan dan rokok jadi bagian dari kebiasaan.

img_title
VIVA.co.id
29 Juli 2016