Sumber :
- VIVA.co.id/Rintan Puspitasari
VIVA.co.id
- Masyarakat Indonesia terbiasa melihat orang-orang difabel dengan pandangan mata yang aneh. Seolah stigma orang difabel adalah produk gagal yang harus dikasihani masih saja melekat dalam cara berpikir.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Meski pemerintah dan beberapa pihak swasta sudah banyak kemajuan dalam memperhatikan nasib para difabel, namun cara berpikir masyarakat masih saja menganggap bahwa orang difabel menjadi tanggung jawab pemerintah.
Baca Juga :
Cara Tepat Tangani Luka Kulit agar Tak Berbekas
Padahal, tidak semuanya harus dibebankan pada pemerintah. Kalau bisa bergerak sendiri kenapa harus menunggu bantuan pemerintah, yang tidak tahu entah kapan akan datang.
Dompet Dhuafa salah satunya, bersama PTTEP menyumbangkan 101 alat bantu gerak bagi perempuan difabel. Bantuan ini diberikan secara cuma-cuma bagi perempuan di wilayah Jabodetabek.
Sedangkan untuk penyalurannya sendiri dilaksanakan dengan teliti agar benar-benar tepat sasaran, seperti diungkap Ismail A.Said, Presdir Dompet Dhuafa Social Enterprise, yang ditemui dalam acara Dompet Dhuafa-PTTEP menyumbangkan 101 Alat Bantu Gerak, di Simprug, Jakarta Selatan, 14 Maret 2016.
"Hingga kini dari 101 alat bantu tersebut belum semuanya tersalurkan, karena kami mencari dengan teliti dan benar-benar ingin alat bantu ini jatuh ke tangan yang tepat."
Bantuan dari pihak swasta ini juga mendapat tanggapan positif dari CEO Thisable Enterprise, Angkie Yudistia, yang juga seorang tuna rungu.
"Pemerintah bekerja semaksimal mungkin, kita jangan terus menerus merongrong pemerintah, tanpa melakukan apapun. Jadi daripada menunggu datangnya kesempatan atau bantuan pemerintah, kalau kita bisa bergerak sendiri kenapa enggak. Bantuan seperti ini tentu saja sangat membantu orang-orang difabel, kaum perempuan terutama, agar bisa lebih mandiri."
(ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dompet Dhuafa salah satunya, bersama PTTEP menyumbangkan 101 alat bantu gerak bagi perempuan difabel. Bantuan ini diberikan secara cuma-cuma bagi perempuan di wilayah Jabodetabek.
