Ini Alasan Turis ASEAN Kurang Minat ke Indonesia

Wisman saat menikmati Pantai Legian Bali, Senin 16/2/2015
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

VIVA.co.id – Keindahan alam dan budaya Indonesia sangat menakjubkan. Hal itulah yang membuat destinasi pariwisata Tanah Air sebenarnya lebih unggul dibandingkan dengan wisata negara lain.

Beda dengan Daerah Lain, Driver Ojol di Bali Mesti Wajib Bisa Bahasa Asing

Sayangnya, berbagai kendala banyak menghambat industri pariwisata. Beberapa hal belum memberikan fasilitas yang memadai bagi perkembangan industri pariwisata di Indonesia.

Kepala Bidang Pameran Khusus dan Meetings Incentives Conferences and Exhibitions Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Titik Wahyuni kepada VIVA.co.id mengatakan, beberapa wisatawan dari negara ASEAN enggan memilih Indonesia menjadi daerah tujuan wisata.

5 Kota Kecil Terindah di Dunia Tahun 2024, Ada Kota Indonesia Ini

"Beberapa negara ASEAN itu sebenarnya sudah mengenal Indonesia. Sayangnya, lagi-lagi mengenai aksesibilitas. Misalnya untuk negara Vietnam, Thailand, tidak ada penerbangan langsung yang ke Indonesia, mereka harus transit dahulu ke Singapura," kata Titik di sela acara Air Asia Travel 2016 di Tawau, Malaysia, Sabtu 7 Mei 2016.

Menurutnya, karakteristik wisatawan ASEAN yang lebih memilih keterjangkauan biaya wisata menyebabkan mereka membatalkan niatnya berkunjung ke Tanah Air.

Sport Tourism Jadi Cara Jitu Datangkan Wisatawan

"Misalnya, mereka ke China atau Hong Kong hanya membutuhkan waktu tiga jam, sedangkan ke kita (Indonesia) butuh lima hingga enam jam. Tetapi, dilihat dari destinasinya, apa yang ada di Indonesia itu lebih dibandingkan kompetitor lainnya," jelasnya.

Dia menuturkan, Kementerian Pariwisata pun menjajaki kerja sama dengan berbagai maskapai penerbangan domestik dan luar negeri, baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menurutnya, dari 10 negara ASEAN yang ditargetkan pemerintah, Malaysia dan Singapura akan menjadi motor penggerak wisatawan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menyebut, pariwisata sesungguhnya merupakan dunia imajinasi. "Imajinasi itu lebih kuat dari realita," kata Rizal.

Dia mencontohkan, jika berlibur ke Italia, maka wisatawan wajib mengunjungi Colosseum di Roma.
"Itu gedung tua. Tetapi, setiap orang datang ke Italia wajib datang ke sana. Karena, di kepala mereka, bayangan mereka, kalau berdiri di dalam gedung itu, mereka bisa melihat kejayaan Kerajaan Romawi. Mereka bisa bayangkan gladiator lagi bertarung. Baru setelah dari sana, mereka belanja ke Milan dan lain sebagainya," tutur Rizal.

Begitu juga di Indonesia, dia berharap, tiap destinasi yang dipilih harus memiliki magnet story. "Jadi, setiap lokasi yang kita pilih, harus ada magnet story lainnya. Harus ada cerita magnet yang bisa mengembangkan imajinasi orang sebelum dia datang," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya