Studi: Twitter dan Instagram Bisa Bikin Orang Stres

Anti sosial media.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Studi di Amerika, yang disponsori oleh National Institute for Mental Health, menyatakan bahaya media sosial yang marak digunakan saat ini. Dikutip dari Sugarscape, studi tersebut mengungkapkan ada hubungan antara meningkatnya stres seseorang dengan frekuensi pemantauan media sosial.

Persekusi di Facebook, 32 Kasus Berstatus 'Diburu'

"Seseorang yang selalu mengikuti Twitter dan Instagram akan sangat akrab dengan perasaan melihat kesempurnaan yang ditampilkan orang lain, seperti pakaian mereka, akhir pekan yang sangat menyenangkan, atau bahkan sesederhana sarapan yang enak. Ketika kalian duduk di rumah saja, ada perasaan hancur dan kesepian. Terkadang, hal tersebut akan membuat kalian benar-benar terpuruk, stres dan menggila," tulis laporan studi tersebut.

Penelitian tersebut dilakukan kepada 1.787 anak muda, usia antara 19 hingga 32 tahun. Penggunaan media sosial diukur dari jumlah waktu menggunakan media sosial setiap harinya, per minggunya, dan skor frekuensi global berdasarkan Pew Internet Research Questionnaire. Sementara tingkat depresi diukur dengan formulir pengukuran depresi pasien.

Persekusi di Media Sosial Terjadi karena Aparat Hukum Diam

Hasilnya, terdapat pengaruh yang jelas antara penggunaan media sosial dengan tingkatan depresi seseorang. Mereka yang lebih sering menggunakan media sosial memiliki tingkat depresi yang tinggi, signifikan, dan kuat.

Media sosial memang menjadi penemuan yang sangat jenius dalam pertemanan di era serba teknologi sekarang ini. Akan tetapi penting diingat, akun semua orang (bahkan termasuk akun pribadi kita pun) selalu memilih momen apa saja yang layak dibagikan.

Ini Perilaku di Media Sosial yang Bisa Rusak Hubungan

Momen yang diunggah ke media sosial, menurut studi, adalah momen-momen terbaik dalam hidup seseorang. Jumlahnya jauh lebih banyak dari mereka yang mengunggah rasa sedih, kesepian, dan buruknya hari-hari mereka.

“Semua yang ada di internet, jelas menggunakan filter. Pastikan untuk tidak membandingkan apa yang ditampilkan orang lain di depan layar media sosial dengan apa yang terjadi di dengan kita,” tulis laporan itu.

Tombol downvote pada Facebook diklaim berbeda dengan dislike.

Ini Jeratan Hukum Bagi Pelaku Persekusi di Media Sosial

Ada tiga pasal yang bisa dijadikan alat pidana.

img_title
VIVA.co.id
31 Mei 2017