WHO Imbau Pasangan Idap Zika Tidak Berhubungan Seks

Ilustrasi nyamuk penyebar virus Zika.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Penularan virus Zika melalui seksual mulai terdeteksi. Penemuan ini telah mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk merevisi sarannya terhadap wanita yang datang ke negara terimbas virus tersebut. 

Virus Zika, Berbahaya Tapi Bisa Dicegah

Para ahli kesehatan sekarang menyarankan wanita menjauhkan diri dari seks, atau menggunakan perlindungan dan menunda kehamilan setidaknya delapan minggu setelah mereka atau pasangan kembali dari negara yang terimbas Zika.

WHO mengatakan bahwa pasangan atau perempuan yang merencanakan kehamilan untuk menunggu setidaknya delapan minggu sebelum mencoba untuk hamil. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa virus telah dibersihkan dari tubuh mereka. 

Mikrosefalus Tidak Selalu Disebabkan Virus Zika

Jika pasangan pria memiliki beberapa gejala virus Zika, periode yang aman agar terhindar dari virus adalah enam bulan. "Orang-orang harus mempraktikkan seks yang aman atau tidak berhubungan seks setidaknya selama delapan minggu jika mereka baru saja kembali dari wilayah yang terdampak virus Zika," kata juru bicara WHO Christian Lindmeier, seperti dilansir laman Dailymail.

Rekomendasi sebelumnya menyarankan empat minggu, jadi WHO merevisi saran tersebut kepada orang yang baru datang dari wilayah yang terdampak. "Pedoman baru mencerminkan apa yang telah kita pelajari tentang penyakit Zika dan komplikasinya," kata Christian.

Membedakan Gejala Virus Zika dengan Demam Berdarah

Mr Lindmeier mengatakan, "pedoman ini adalah untuk menunda atau mempertimbangkan kehamilan, tentu hal ini sangat sulit bagi beberapa masyarakat."

Juru bicara tersebut juga mengatakan bahwa para ilmuwan masih menyelidiki berapa lama virus akan berada dalam tubuh. Wabah Zika diketahui bahwa dikaitkan dengan microcephaly, atau cacat langka di mana bayi lahir dengan kepala kecil yang tidak normal, kerusakan otak, dan kondisi yang dikenal dengan sindrom Guillain-Barre, atau kondisi di mana dapat memicu kelumpuhan sementara.   

Nyamuk Aedes aegypti di laboratorium Oxitec di Campinas, Brasil, 2 Februari 2016.

Thailand Umumkan Kelahiran Bayi Mikrosephalus karena Zika

Ini menjadi kasus mikrosephalus pertama di Asia Tenggara.

img_title
VIVA.co.id
30 September 2016