Studi: Otak Tak Maksimal Ketika Wanita dan Pria Kerja Sama

Ilustrasi otak
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Sebuah studi mengungkapkan, kerja sama yang dilakukan antara pria dan wanita membuat otak tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Kerja sama tersebut membuat otak keduanya tidak berjalan secara maksimal.

Satu Menit Tak Napas, Ini yang Terjadi di Otakmu

Dilansir dari laman Foxnews, lebih dari 50 tahun yang lalu sudah dilakukan penelitian terhadap kerja sama antara pria dan wanita. Hasilnya menunjukkan bahwa otak keduanya memiliki cara kerja sama yang berbeda.

"Permasalahan bukan pada siapa diantara keduanya yang lebih baik dalam kerja sama. Hanya terletak perbedaan dari cara keduanya bekerja sama dengan lawan jenis," ujar Dr. Allan Reiss, professor psikiatri Stanford University School of Medicine, yang juga salah satu peneliti pada studi ini.

Gen Otak Manusia Diimplan di Monyet, Begini Jadinya

Para peneliti kemudian melakukan investigasi untuk memahami apa yang terjadi pada otak pria dan wanita saat keduanya bekerja sama. Dipersiapkan sebanyak 111 pasangan sukarelawan di antaranya 39 pasang pria, 34 pasang pria dan wanita, dan 38 pasang wanita.

Seluruh sukarelawan itu duduk berhadapan dengan pasangannya dan melihat pada masing-masing layar monitor yang disediakan, dan saat layar berubah warna, mereka diminta untuk memencet tombol. Eksperimen ini dilakukan untuk melihat kerja sama antar keduanya untuk memencet tombol dalam waktu bersamaan.

Pemimpin Bimbang dan Cara Kerja Otaknya

Pada saat bersamaan, peneliti juga menggunakan teknik "hyperscanning" untuk memantau aktivitas otak masing-masing sukarelawan terhadap tugas yang diberikan. Hasilnya, area otak yang bekerja pada pasangan pria dan wanita, tidak menemukan adanya aktivitas otak yang tersinkronisasi pada keduanya.

Di mana akhirnya peneliti berpendapat, tidak terdeteksinya aktivitas otak tersebut disebabkan oleh masing-masing gender yang menggunakan strategi kognitif berbeda saat diminta untuk bekerja sama.

Presiden Jokowi dan sejumlah pemimpin negara saat Konferensi Tingkat Tinggi G20

Pakar: Memimpin dengan Otak, Pekerjaan Hasilnya Akurat

Kepemimpinan dengan otak disebut neuroleadership.

img_title
VIVA.co.id
24 Juli 2019