Mainan Anak Menjadi Penularan Virus Berbahaya

Ilustrasi mainan anak
Sumber :
  • Pixabay/Inspiredimages

VIVA.co.id – Sebuah penelitian telah membuktikan, virus tertentu seperti influenza bisa bertahan pada mainan anak cukup lama. Para peneliti menguji berapa lama virus bisa bertahan pada sebuah mainan karet. 

Awas, Tujuh Mainan Ini Berbahaya untuk Anak

Peneliti menemukan virion menular, partikel komplit dari virus di sebuah mainan selama 24 jam setelah terkontaminasi pada 60 persen kelembapan. Ketika tingkat kelembapan 40 persen, virus bisa bertahan 10 jam setelah terkontaminasi. Pemimpin penelitian, Dr. Richard Bearden II dari Georgia State University mengatakan, banyak yang berpikir bisa terkena virus dari benda mati.

“Mereka berpikir bisa terinfeksi dari orang lain. Padahal anak-anak rentan terhadap kontraksi penyakit menular karena mereka suka memasukkan tangan dan benda asing ke dalam mulut, dan sistem imun mereka belum sepenuhnya terbentuk,” kata Dr. Richard seperti dikutip laman Daily Mail.

Bikin 2 Gol ke Gawang Korsel, Begini Kata Rafael Struick

Penelitian ini menghasilkan penemuan yang berkaitan dengan virus yang terlindung, virus-virus yang memiliki lapisan pelindung luar yang bisa membuat mereka bertahan hidup dan menginfeksi sel lain. Contohnya influenza dan Coronavirus seperti severe acute respiratory syndrome (SARS) atau Middle East Respiratory syndrome (MERS).

Para peneliti mengatakan, mainan merupakan tempat yang paling banyak menjadi sarana penularan penyakit virus di kalangan anak-anak. Penelitian sebelumnya juga menemukan kontaminasi virus banyak terdapat di mainan yang ada di tempat penitipan anak, kantor dokter, dan rumah.

Anies Buka Peluang Maju Pilgub Jakarta: Saya Baru Satu Periode

Secara khusus, mainan yang berada di area bermain dan fasilitas kesehatan, telah diketahui bisa menjadi kendaraan bagi penularan penyakit virus. Namun, para ilmuwan masih belum mengetahui berapa lama virus yang memiliki pelindung dapat bertahan pada benda mati. Akibatnya, sulit untuk menilai risiko potensial dari infeksi yang terjadi dan merancang penanganan efektifnya seperti melakukan desinfeksi.

Penelitian yang diterbitkan di The Pediatric Disease Journal ini dimaksudkan, untuk melihat seberapa lama virus yang memiliki pelindung menjadi tidak aktif di permukaan mainan pada suhu dalam ruangan, dan tingkat kelembapan relatif. Dr. Richard mengatakan, kelembapan relatif dalam ruangan bisa bervariasi tergantung di mana seseorang tinggal, jadi yang terpenting adalah bagaimana melakukan pencegahan penyebaran penyakitnya.

“Saya rasa fokus utamanya ada pada orangtua, fasilitas penitipan anak, kantor dokter, dan tempat lainnya di mana anak-anak bermain mainan bersama. Mereka harus melakukan cara tertentu untuk mengurangi kontaminasi agar mainan-mainan itu tidak menjadi sumber penyakit,” imbuhnya.

Misalnya, mainan yang dimainkan bersama harus didesinfeksi sesering mungkin. Pemutih merupakan salah satu pembersih mainan yang efektif. Selain itu, tidak meletakkan mainan di ruang tunggu di fasilitas kesehatan juga sangat disarankan. Desinfeksi juga sebaiknya dilakukan pada pegangan pintu, tombol lift, dan permukaan benda umum lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya