Bahaya Sering Online bagi Tubuh

Ilustrasi bekerja.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Demam karena sering ‘online’, mungkin terdengar mustahil. Namun sebuah penelitian terbaru mengklaim semakin banyak Anda menghabiskan waktu untuk 'online', maka semakin besar risiko Anda terkena demam.

Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Webinar "Hak dan Tanggung Jawab di Ruang Digital"

Hal ini dikemukakan para ilmuwan dari Universitas Swansea dan Milan yang menemukan  penggunaan internet yang terlalu lama dapat merusak sistem kekebalan tubuh.

Seperti dilansir laman Daily Mail, penelitian tersebut menemukan orang yang berselancar di internet dalam waktu lama lebih rentan terkena flu dibanding mereka yang membatasi penggunaan internet mereka.

Kemenkominfo Menggelar Nobar Webinar "Mengenal Literasi Digital Sejak Dini"

Penelitian yang melibatkan 500 responden yang berusia antara 18-101 tahun ini menemukan bahwa 40 persen responden mengakui kecanduan internet. Kecanduan ini memiliki skala tertentu dari ringan hingga berat. Selain itu, dalam kelompok ini lebih dari 30 persennya lebih sering mengalami gejala flu dan demam dibandingkan mereka yang tidak terlalu kecanduan internet.

Penelitian tersebut menyebutkan bahwa gejala yang mereka alami merupakan dampak dari stres ketika mereka terputus dari dunia maya. Lingkaran stres dan tenang ini akan menimbulkan fluktuasi di dalam hormon kortisol dalam tubuh. Hormon ini yang berfungsi memengaruhi fungsi imun.

Gejala Asam Urat yang Wajib Diwaspadai oleh Banyak Orang, Bisa Sebabkan Masalah Serius

Profesor Phil Reed dari Swansea University's College of Human and Health Sciences mengatakan, timnya menemukan bahwa pengaruh penggunaan internet pada kesehatan seseorang sangat beragam faktornya seperti depresi, kurang tidur, dan kesepian yang biasanya dialami oleh penggunaan internet yang sangat sering. Selain itu, kondisi tersebut diperparah dengan kesehatan yang makin memburuk.

Normalnya, waktu yang dihabiskan untuk online rata-rata adalah enam jam sehari. Namun, sebagian kecil orang menghabiskan hingga 10 jam sehari yang mayoritas digunakan untuk membuka situs media sosial.

Kebiasaan ini tidak berpengaruh pada gender seseorang. Namun, dalam penelitian tersebut partisipan pria dan wanita memiliki perbedaan prilaku dalam penggunaan internet. Wanita kebanyakan menggunakan internet untuk media sosial dan belanja. Sementara pria lebih memprioritaskan game dan pornografi.

"Hasil dari penggunaan internet ini, di luar dari stereotip gender, ataupun berhubungan dengan dampaknya pada fungsi imunitas. Tidak berpengaruh juga untuk apa Anda menggunakan internet itu. Namun, selama digunakan dalam waktu lama, Anda akan lebih rentan terkena penyakit. Bagaimana Anda terkena penyakit akan berbeda pada setiap orang, tergantung cara Anda menggunakan internet," kata Profesor Roberto Truzoli dari Milan University.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya