Fibrilasi Atrium Berisiko Serang Pekerja Stres Tinggi

Ilustrasi stres.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Fibrilasi atrium (atrial fibrillation) adalah kondisi di mana ruang atas jantung (atrium) berdenyut terlalu cepat dan kacau. Karena darah tidak sepenuhnya dipompa ke ventrikel, ruang jantung atas dan bawah tidak bekerja sama dengan baik, mengakibatkan detak jantung secara keseluruhan menjadi tidak teratur.

Bukan Cuma Biar Adem, Tidur Telanjang Ternyata Bermanfaat untuk Kesehatan

Fibrilasi atrium dapat terjadi tanpa gejala. Bila ada, penderita mungkin mengalami palpitasi, nyeri dada, pusing atau pingsan. Fibrilasi atrium dapat tetap tidak terdeteksi untuk waktu yang lama. Jika tidak diobati, komplikasi bisa berupa stroke dan serangan jantung.

Ada sejumlah profesi yang bisa memicu terjadinya Fibrilasi Atrium (FA). "Seringnya profesi yang mengalami stres berat dan heart rate tinggi jadi timbul FA. Misal, pada traffic controller di airport, polisi, para medis & tenaga medis," terang Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K) dalam diskusi Kenali Fibrilasi Atrium (FA) untuk Mengurangi Risiko Stroke di RS Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta, Senin 25 Juli 2016.

5 Makanan yang Dianjurkan untuk Penderita Darah Tinggi, dari Buah Beri sampai Yogurt

Tak hanya itu, FA memang memiliki peran yang sangat berpengaruh dalam memicu stroke. Namun, kenyataannya FA juga berperan besar dalam serangan jantung lain yang bisa sebabkan kematian.

"FA juga akibatkan gagal jantung karena lemahnya pompa jantung, yang dampaknya juga ke organ lain. Bahkan tingkatkan 50 persen risiko kematian," ujar Yoga lagi.

7 Manfaat Luar Biasa Buah Pepaya untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Jaga Kesehatan Kulit

Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa FA disebabkan oleh hipertensi, penyakit tiroid, obesitas dan stres. Untuk itu, mereka yang berisiko tinggi mengalami beberapa hal tersebut, menjadi rentan terhadap penyakit ini.

Untuk itu, Yoga sangat berharap masyarakat lebih paham mengenai penyebab dari timbulnya FA. Karena, mencegah hal tersebut akan jauh lebih baik sebelum kondisi tersebut akhirnya memicu penyakit jantung lainnya.

"Masyarakat yang penting aware sama FA. Kalau sudah terjadi, harus diberi anti koagulan, obat yang melambatkan denyut hingga ablasi," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya