Faktor yang Pengaruhi Kesuburan Pria

Gaya berpacaran di tempat terbuka.
Sumber :
  • Pixabay/AdinaVoicu

VIVA.co.id – Menurut dokter spesialis okupasi sekaligus konsultan RSU (rumah sakit umum) Bunda Jakarta, dr. Kasyunnil Kamal, MS., Sp.Ok., pilihan pekerjaan atau profesi seorang pria tanpa disadari dapat menyebabkan infertilitas atau ketidaksuburan.

Hati-hati, 7 Dosa Bikin Pasangan Ogah Bercinta

Mereka yang bekerja di bidang industri memiliki banyak faktor yang dapat berpengaruh pada kesuburan. Namun, dr. Kasyunnil mengingatkan, faktor ini tidak hanya terpaku pada fisik semata. Faktor psikis dan sosial juga memiliki peranan penting dalam tingkat kesuburan pria.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesuburan pria di pekerjaan adalah faktor kimia, faktor fisika, faktor psikis, dan campuran.

Puasa Selesai, Saatnya Panaskan Ranjang dengan Gaya Baru Ini!

Faktor kimia adalah paparan logam seperti timbal, merkuri, cadmium, boron, dan paparan zat kimia seperti pestisida dan zat pelarut seperti karbon disulfide dan glycol yang dapat mengubah morfologi sperma, penurunan jumlah sperma, mortilitas, dan penurunan volume semen.

"Pelarut atau pengencer ini biasa digunakan pekerja yang mengecat. Cadmium dan kromium biasa dipakai untuk mengelas," kata dr. Kasyunnil saat media gathering di RSU Bunda Jakarta, Jumat, 12 Agustus.

Gaya Pancake, Unik dan Menantang Dijamin Makin Menggairahkan Hubungan di Atas Ranjang

Sementara faktor fisika, lanjut dr. Kasyunnil, contohnya adalah radiasi dan paparan panas. Sperma yang bagus dihasilkan dalam suhu 3-4 derajat di bawah suhu tubuh. Jika terkena paparan panas maka sperma yang diproduksi pun akan menurun kualitasnya.

Faktor psikis disebabkan karena tekanan atau stres dari pekerjaan. Sedangkan faktor campuran harus diketahui lebih lanjut melalui evaluasi oleh dokter.

Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari faktor kimia, kata dr. Kasyunnil, adalah dengan mengenakan pakaian seragam. Pakaian seragam yang sudah dipakai tetap disimpan di kantor.

"Ketika dicuci harus dipisahkan dengan pakaian sehari hari agar tidak terjadi kontaminasi," imbuh dr. Kasyunnil.

Selain itu, perusahaan juga wajib memberlakukan program keselamatan kerja dan menyediakan alat perlindungan bagi pekerjanya untuk mencegah infertilitas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya