Bebaskan Rumah dari Debu

VIVAnews - Kecil-kecil biang keladi. Itulah debu. Kehadirannya di sekitar kita, terutama di rumah, bisa amat mengganggu. Selain tak sedap dipandang mata, rumah penuh debu juga dapat mengundang penyakit.

Saham Berdividen, Pilihan Terbaik untuk Investor Konservatif

Di lingkungan rumah, debu bisa berasal dari bulu binatang peliharaan, cat dinding terkelupas, dan perabotan rumah. Debu di dalam rumah digolongkan sebagai polusi dalam ruangan.

Debu di dalam rumah juga banyak mengandung house dust mite alias debu tungau (debu umumnya bercampur dengan bagian tubuh tungau, sebangsa kutu yang sangat kecil). Debu jenis ini, sering dijumpai di dalam kasur (terutama berbahan kapuk), selimut, gorden, seprei, yang banyak mengandung serat-serat yang memudahkan debu tungau berkembang biak. Hati-hati, debu bisa dibilang menjadi penyumbang 80% pemicu alergi.

Tapi, Anda bisa menciptakan rumah sehat dan bebas dari debu menumpuk.

- Tinggalkan kemoceng
Kemoceng bukan lagi cara tepat menghalau debu. Sebab, mengibaskan kemoceng malah mengakibatkan debu berterbangan dan hanya berpindah tempat. Untuk menghindari debu yang beterbangan, setiap hari lantai dan perabot rumah disarankan dibersihkan dengan menggunakan lap basah. Massa debu yang lebih ringan dari air bisa diserap lap basah, tanpa berterbangan ke mana-mana.
 
- Efektif dengan vacuum cleaner
Membersihkan karpet, sofa, gorden menggunakan vacuum cleaner sudah cukup efektif. Apalagi jika alat ini digunakan setiap hari. Saat ini, perkembangan teknologi yang semakin maju membuat alat ini mampu membersihkan hingga 99,97% partikel kotor debu. Kelebihan menggunakan alat ini, juga bisa untuk menghilangkan debu di tempat-tempat yang sulit di bersihkan, di sudut-sudut ruangan, atau di lipatan-lipatan tempat tidur, sofa maupun jok mobil.

- Cukup ventilasi
Rumah harus memiliki jumlah jendela yang cukup untuk ventilasi, sehingga ruangan tetap segar, tidak pengap maupun lembab. Udara di dalam rumah bisa terpolusi 5-10 kali lipat dibandingkan udara di luar rumah bila sistem ventilasinya buruk.

Ventilasi kurang baik akan menyebabkan debu mudah menumpuk, serta udara lembab menyebabkan tungau dan jamur mudah berkembang biak. Usahakan agar sinar matahari dapat menerobos masuk ke ruangan. Pertukaran udara dapat menghilangkan kelembapan. Memasang genting kaca, bisa jadi pilihan.

- Batasi penggunaan karpet di rumah
Karpet memang bisa menjadi interior rumah yang cantik. Namun, bahan dasar karpet adalah serat halus berserabut, bisa serat alami, seperti wol, atau serat sintetis. Dari sifat seratnya itu karpet bisa menangkap dan menyimpan debu di sela-sela seratnya.

Generasi Muda Harus Cerdas Finansial Dalam Menabung dan Kelola Keuangan

Oleh karena itu karpet lebih disarankan untuk ruangan yang tidak mudah kemasukan debu, seperti, misalnya, ruangan ber-AC yang tertutup rapat.

Alternatif alas lantai lain adalah tikar anyaman berbahan dasar alami, seperti lampit (tikar dari rotan), dan tikar daun pandan. Tikar ini mudah dibersihkan, lebih sedikit menyimpan debu

- Gunakan kasur berbahan busa
Selain mudah dibersihkan, berbeda dari kasur berbahan kapuk, kasur jenis ini bukan tempat berkembang biak yang nyaman untuk debu tungau. Kalau Anda terbiasa memakai kasur berbahan kapuk, sebaiknya dibungkus dengan plastik yang rapat sehingga serat-serat kapuk tidak beterbangan. Dan, untuk membasmi debu tungau, jemur kasur 1-2 minggu sekali.

- Hindari menumpuk barang
Buku dan majalah, di dalam rumah, yang berpotensi mengundang debu. Jadi, jangan ditumpuk. Debu yang berada di sela-sela barang tersebut akan sulit terjangkau saat dibersihkan. Akibatnya, debu menumpuk, dan menjadi sumber penyakit.

Kondisi Tragis di Gaza, FYP Minta Yordania-Mesir Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan
Ilustrasi Gedung KPK.

KPK Ungkap Masih Ada 6 Menteri dan 3 Wakil Menteri Jokowi Belum Lapor LHKPN

KPK mengingatkan tingaal tiga hari lagi tenggat waktu bagi pejabat negara, termasuk menteri untuk melaporkan LHKPN.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024