Ketahui Manfaat dan Risiko Suntik Vitamin C

Ilustrasi vaksin atau jarum suntik.
Sumber :
  • Pixabay/PhotoLizM

VIVA.co.id – Vitamin C mempunyai manfaat yang cukup banyak untuk kesehatan dan kecantikan. Asupan vitamin C ke dalam tubuh bisa melalui konsumsi makanan yang tinggi kandungan vitamin C, suplemen, maupun dengan suntik vitamin C.

Jangan Asal, Ini 5 Dampak Negatif dari Suntik Vitamin C 

Suntik vitamin C berisi cairan asam askorbat yang memiliki warna jernih agak kekuningan. Ada beberapa metode penyuntikan vitamin C ke dalam tubuh, yaitu intramuskular atau melalui otot, penyuntikan di bawah kulit atau subkutan, dan penyuntikan melalui pembuluh darah atau intravena.

Manfaat suntik vitamin C yang sering ditawarkan klinik kecantikan kulit, di antaranya mencerahkan kulit, membentuk kolagen dan merawat kulit keriput maupun kulit kemerahan atau eritema.

Vitamin Suntik Diserap Tubuh Lebih Cepat, Ini Alasannya

Namun dalam dunia medis, manfaat suntik vitamin C masih menjadi perdebatan. Sebab suntik vitamin C belum terbukti sepenuhnya aman, sehingga masih diperlukan penelitian lebih menyeluruh.

"Kalau saya boleh katakan bahwa suntik vitamin C itu sebenarnya aman, namun kubu lainnya (para dokter) juga ada yang mengatakan tidak aman. Namun, itu semua kembali lagi pada kebutuhan pasiennya, jangan sampai berlebihan," ujar dr Nenden Lilis Setiasih SpKK, FINSDV.MM kepada VIVA.co.id.

#TanyaDokter: Amankah Suntik Vitamin C dan Kromosom?

Dia menambahkan, suntik vitamin C dengan dosis tinggi tidak boleh dilakukan sembarangan. Sebab, kelebihan dosis vitamin C dapat membuat infeksi kulit, ruam yang gatal dan memar.

Di samping itu, penyuntikan vitamin C yang berlebihan juga dapat memicu gangguan fungsi ginjal, sehingga dapat menyebabkan gagal ginjal. Karena itu, suntik vitamin C tidak dianjurkan bagi penderita gagal ginjal.

Sementara untuk meminimalkan risiko tersebut, Anda dapat mengonsumsi lebih banyak air putih setelah melakukan suntik vitamin C untuk membantu kerja ginjal. Dan demi mendapat kepastian keamanan perawatan ini, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda untuk memperoleh rekomendasi tepat.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya