Kanker, Penyakit Paling Banyak Habiskan Uang Negara

Ilustrasi kanker.
Sumber :
  • Pixabay/PDPics

VIVA.co.id – Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat terdapat 14 juta kasus kanker baru di dunia pada tahun 2012. Selain itu 8,2 juta kasus di antaranya mengalami kematian akibat kanker.

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

Sementara di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013 Balitbangkes Kementerian RI menunjukkan bahwa prevalensi penderita kanker di Indonesia sebanyak 0,14 persen.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof. Dr. dr. Aru Wicaksono Sudoyo, SpPD-KHOM mengatakan, tingkat pertumbuhan kanker atau penyakit kanker sudah menjadi salah satu dari empat penyakit yang disebut dengan katastropik atau dahsyat.

Semangat Kate Middleton Lawan Kanker: Pengobatan Berjalan Lancar

"Kanker ini menjadi penyakit yang paling banyak menghabiskan uang pemerintah," kata Aru saat konferensi pers di Artotel, Jakarta, Senin, 5 September.

Aru menambahkan, melihat pertumbuhan kanker di Indonesia sebagai negara berkembang secara umum meningkat tajam. Hal ini berbeda dengan negara-negara maju yang jumlahnya sudah mulai landai hal ini dikarenakan program promotif preventif dan deteksi dini sudah berjalan dengan baik di sana.

Benarkah Nikotin Biang Keladi Masalah Kesehatan Akibat Merokok? Cek Faktanya

"Buat Indonesia edukasi ini penting karena dari 250 juta penduduk Indonesia angkanya bisa 1,4 kasus dibanding 100 ribu penduduk. Penyakit ini tidak hanya menjadi beban bagi pasien tapi juga keluarga dan negara," kata dokter yang juga menjadi Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia.

Angka ini sudah termasuk kategori mengkhawatirkan. Aru mencontohkan, di RS Cipto Mangunkusumo saja,  bangsal penyakit dalam kelas tiga, 35 persennya diisi oleh pasien penyakit kanker.

Aru menambahkan, jika ingin angka kematian kanker turun harus bisa menurunkan stadiumnya, artinya pasien tidak datang pada stadium 3 atau 4. Kebanyakan pasien tidak menyadari kanker karena tidak mengetahui deteksi dini dan tidak bisa menghindari gaya hidup tidak sehat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya