Alat Ini Mampu Deteksi Isi Buku Hanya dari Sampul

Ilustrasi perpustakaan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Jika ada istilah 'don't judge the book by it's cover', tampaknya hal itu sudah tidak berlaku. Karena baru-baru ini para ilmuwan telah mengembangkan sebuah teknologi baru yang dapat membaca isi dalam setiap halaman buku hanya dari sampul yang tertutup. Sampul buku  dapat membantu arkeolog melihat ke dalam buku tanpa menyentuhnya.

5 Cara Detoks Pikiran untuk Mencegah Stres Makin Parah, Salah Satunya Meditasi

Para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat, menguji prototipe dari sistem pada tumpukan kertas, masing-masing dengan satu huruf yang tercetak di atasnya. Sistem ini mampu mengidentifikasi huruf di atas sembilan lembar.

"The Metropolitan Museum di New Yorkshowed menyatakan banyak kepentingan dalam hal ini, karena mereka ingin, misalnya, melihat ke dalam beberapa buku antik tanpa harus menyentuhnya," kata Barmak Heshmat, seorang ilmuwan penelitian di MIT.

Pameran Sampul Manusia Mempersembahkan Cerita Unik Lewat Desain Buku

Dia mengatakan bahwa sistem tersebut dapat digunakan untuk menganalisis bahan-bahan dengan lapisan tipis, seperti pelapis pada bagian mesin atau obat-obatan, demikian dilansir Times of India.

Para peneliti dari MIT dan Georgia Institute of Technology (Georgia Tech) di AS mengembangkan algoritma yang mengambil gambar dari lembaran tersendiri dalam tumpukan kertas, dan menafsirkan seberapa sering gambar terdistorsi atau tidak lengkap dalam sebuah lembaran.

Merajut Masa Depan Lewat Buku, Kisah Sukses Anak-anak Bantar Gebang Bersama Berkarya Bercerita

Sistem ini menggunakan radiasi Terahertz, gelomabang radiasi elektromagnetik antara gelombang mikro dan sinar inframerah, yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan jenis lain dari gelombang yang dapat menembus permukaan, seperti sinar-X atau gelombang suara. Frekuensi Terahertz dapat membedakan antara tinta dan kertas kosong, dengan cara yang tidak bisa dilakukan sinar-X dan memiliki resolusi kedalaman jauh lebih baik daripada ultrasound.

Sistem ini memanfaatkan sebuah fakta bahwa antara halaman-halaman buku kecil ada kantong udara yang terjebak sekitar 20 mikrometer di dalam. Perbedaan indeks, sejauh mana mereka membelokkan cahaya,  antara udara dan kertas menunjukkan bahwa ada batas yang bisa mencerminkan radiasi Terahertz kembali ke detektor.

Dalam sistem baru, kamera Terahertz standar memancarkan gelombang  radiasi ultrashort, dan  sensor kamera yang tertanam di dalam yang mampu mendeteksi refleksi mereka. Dari waktu refleksi 'kedatangan, algoritma dapat mengukur jarak ke setiap halaman buku.

Pada saat ini, algoritma yang tepat dapat menyimpulkan jarak dari kamera ke atas 20 halaman dalam tumpukan, tetapi melewati kedalaman sembilan halaman, energi dari sinyal yang dipantulkan sangat rendah sehingga perbedaan antara frekuensinya akan mengalami kerancuan.

Terahertz masih merupakan teknologi yang relatif muda. Untuk itu peneliti terus bekerja untuk meningkatkan agar akurasi detektor dan kekuatan sumber radiasi lebih baik, sehingga memungkinkan penetrasi yang lebih mendalam, kata para peneliti.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya