Ini Penyebab Banyak Kaum Muda Masih Menganggur

Ilustrasi pengangguran.
Sumber :
  • Pixabay/ intelligentnetware

VIVA.co.id – Organisasi Buruh Internasional (ILO) awal tahun ini mencatat tingkat pengangguran kaum muda di Indonesia berkisar pada 17,8 persen. Angka itu turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 20,6 persen.

Ekonom Senior Ingatkan Presiden Terpilih soal Perang Iran-Israel Bisa Bikin Ekonomi RI Berantakan

Namun, jumlah pengangguran kaum muda di Indonesia masih terbilang tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia-Pasifik. Sebagai contoh, China dengan tingkat pengangguran kaum muda pada 2015 berkisar 12,1  persen.

Dalam diskusi bertajuk Kualitas Tenaga Kerja Tanggung Jawab Siapa? yang diadakan di Decanter Wine And Food, Kuningan Jakarta Selatan, Kamis 15 September 2016, Ekonom ILO di Indonesia, Owais Parray, mengungkapkan bahwa hal itu disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya saja, kurangnya pengalaman kerja sebagai persyaratan yang dibutuhkan oleh beberapa perusahaan.

Kelas Menengah Tiongkok Dalam Kecemasan

"Para employer rata-rata cari tenaga yang sudah pengalaman. Ini susah untuk yang baru lulus sekolah dan cari kerja," jelasnya. Menurutnya banyak angkatan muda mencari kerja untuk mendapatkan pengalaman, sementara perusahaan membutuhkan mereka yang sudah berpengalaman. Inilah yang kemudian menjadi masalah bagi angkatan muda kerja Indonesia.

Tidak hanya berhenti di situ, bagi mereka yang ingin memulai usaha, mereka juga kerap kali mengalami hambatan. Sebut saja dalam permodalan. Menurutnya, bank akan sulit untuk menggelontorkan modal untuk mereka yang tidak memiliki jaminan atau aset.

Ekonomi Sulit, Para Pengangguran di Tiongkok Terpaksa Tidur di Pipa Saluran Pembuangan

"Kalau mau mulai bisnis sendiri pasti ada hambatan.  Misal kalau mau ke bank mereka minta jaminan. Saya tidak ada aset jaminan, dan mereka juga enggak percaya kasih uang atau modal, untuk itu susah untuk mereka masuk, " tambahnya.

Selain itu masa transisi juga menyebabkan tingginya pengangguran angkatan muda. Owais juga menambahkan,  seringkali pendidikan yang mereka ambil tidak cukup sebagai persiapan mereka untuk masuk ke dunia kerja.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya