Mengulik Sistem Pendidikan di Finlandia

Ilustrasi anak belajar.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Kesuksesan sistem sekolah komprehensif Finlandlia sudah dikenal hampir di seluruh dunia. Kini, Finlandia juga telah menjadi pemimpin dalam sistem pendidikan di dunia.

Heboh Uang Jajan Anak Artis, Arie Untung dan Fenita Arie Terapkan Kesederhanaan

Dalam sebuah tes terungkap kalau siswa Finlandia memiliki nilai tertinggi di dunia di bidang matematika, ilmu pengetahuan alam, dan membaca. Meski sempat menurun di tahun 2012, namun mereka tetap menempati peringkat tertinggi di Eropa.

Kesuksesan sistem pendidikan Finlandia tidak lepas dari dasar pendidikan tegas yang diadopsi dari negara-negara berkembang pada tahun 1980-1990an.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

Menurut laman The Guardian, di Finlandia, anak-anak tidak memulai sekolah formal hingga mereka berusia tujuh tahun. Terdorong akan komitmen pada kesamaan baik moral dan ekonomi, mereka melarang adanya pemilihan sekolah, ujian formal setidaknya sampai usia 18 tahun, dan ujian kemampuan.

Kompetisi, pilihan, privatisasi, perserikatan tidak pernah ada. Mengajar untuk menguji dianggap sebagai konsep alien. Sekolah tata bahasa telah dihilangkan sejak puluhan tahun lalu. Makanan sekolah gratis diberikan kepada seluruh siswa di negara itu.

Bingung Pilih Sekolah untuk Anak? Ini 5 Tipsnya

Perbedaan dalam hasil pendidikan di sekolah pada masing-masing siswa pun sangat tipis, artinya orangtua tidak harus memberikan pelajaran tambahan pada bidang tertentu. Siswa-siswa pun juga merasa puas dengan diri mereka, di mana pendekatan pada kualitas bukan kuantitas artinya jam sekolah yang lebih pendek dan pekerjaan rumah yang ringan.

Bahkan bimbingan belajar usai sekolah pun hampir tidak ada. Anak-anak Finlandia adalah anak-anak yang bahagia dan tidak stres.

Pendidikan di Finlandia juga menyerahkan kekuasaan sepenuhnya kepada para guru dan siswa untuk merancang dan belajar secara langsung. Para guru dibayar dengan gaji tinggi, dilatih dengan baik (mereka harus menyelesaikan pendidikan spesialis selama lima tahun), dihormati oleh para orangtua dan dihargai serta dipercaya oleh para politikus.

Di sana tidak ada inspeksi sekolah oleh departemen pendidikan, namun melalui sistem penilaian mandiri. Kebijakan pendidikan dan pembelajaran pun didasarkan pada riset yang mendalam.

Kerisauan akan nilai Pisa yang menurun, ditindaklanjuti dengan mengubah kurikulum yang lebih banyak dihabiskan untuk seni dan kerajinan. Kreativitas adalah kata kuncinya. Kompetensi intinya adalah belajar untuk belajar, multiliterasi, keterampilan digital, dan wirausahawan.

Jantung dari kurikulum baru ini, kata Dewan Pendidikan Nasional Finlandia, adalah kebahagiaan dalam belajar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya