- Pixabay
VIVA.co.id – Data dari seluruh dunia menunjukkan bahwa penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab utama kematian, yaitu sebanyak 17,3 juta jiwa setiap tahunnya. Terlebih, penyakit jantung terbanyak di dunia tercatat adalah penyakit jantung koroner (PJK).
Data tersebut tidak bisa disepelekan karena Riskesdas juga menemukan bahwa prevalensi PJK berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5 persen. Hal ini, dikaitkan dengan beberapa kebiasaan yang cenderung kurang baik oleh kebanyakan orang.
"Salah satunya yaitu para perokok yang bisa berisiko tinggi dalam mengalami penyakit jantung. Tidak hanya mereka yang aktif tapi juga yang menghirup asapnya secara pasif," ujar Ketua Perhimpunan Donter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI), Dr. dr. Ismoyo Sunu, SpJP (K), FIHA, FasCC di Diskusi Power Your Life, di Dirjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Kamis 22 September 2016.
Selain itu, patut diwaspadai bagi mereka yang cenderung memiliki tekanan darah yang tinggi. Kondisi tersebut bisa didapatkan dari gaya dan pola makan yang kurang baik serta timbulnya stres.
“Tekanan darah lebih dari 140/90 itu sudah harus diwaspadai. Tapi, bukan hanya itu, pada mereka yang memiliki kolesterol tinggi juga harus waspada pada angka di atas 190. Biasanya, kolesterol memang jarang terdeteksi," tambahnya.
Dengan pendapat yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM), dr. Lily S. Sulistyowati, MM menekankan pentingnya gaya hidup sehat. Ia juga menuntut agar masyarakat, terutama kelompok yang berusia muda, aktif bergerak.
"Setidaknya aktivitas fisik minimal 30 menit selama lima kali seminggu, jangan lupa selalu jaga berat badan ideal dengan melihat ukuran lingkar perut minimal kurang dari 80," ucapnya.
Sadis! Suami Bakar Istri di Jayapura Gara-gara Sakit Stroke
Suami di Jayapura Bakar Istri hingga Hangus Gara-gara Sakit Stroke
