Studi: Penggemar Selfie adalah Orang Kesepian

Ilustrasi selfie.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Apakah Anda termasuk orang yang suka menghiasi media sosial dengan jepretan foto wajah Anda? Jika ya, sejumlah ahli mengatakan kalau Anda termasuk orang yang cenderung merasa kesepian.

Menyelami Dampak Negatif FOMO pada Pengguna Media Sosial

Para ahli juga menemukan bahwa kebiasaan sering melakukan selfie merupakan tanda adanya masalah dalam hubungan atau masalah kesehatan. Selain itu, sebuah studi mengungkapkan, penggemar selfie juga cenderung angkuh dan pencari perhatian.

Dilansir dari Daily Mail, para peneliti di Thailand membuat penilaian terhadap kebiasaan personal 300 siswa dan melihat seberapa sering mereka mengambil foto diri mereka sendiri.

Viral Motor Matik Diisi Minyak Kayu Putih Campur Bensin, Ini Kata Pakar

Para partisipan, sebagian besar adalah wanita berusia 21 hingga 24 tahun, kemudian diwawancara untuk melihat apakah mereka memiliki sifat narsisme, pencari perhatian, egois atau kesepian.

Para peneliti pun menemukan bahwa hampir semua partisipan menghabiskan 50 persen waktu luang mereka untuk bermain ponsel atau menelusuri internet.

Geger Seorang Remaja Alami Hal mengerikan Ini Gegara Ikut Challenge di Sosmed

Terkait hubungan antara penggemar selfie dan variabel pengendali, analisis studi menemukan bahwa penyuka selfie positif berkaitan erat dengan penggunaan media sosial yang intens.

Para peneliti yakin baik wanita maupun pria yang memiliki rasa kesepian cenderung akan melakukan selfie lebih sering untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.

"Tidak hanya individual yang terobsesi dengan selfie merasa kehidupan pribadi dan kesehatan psikologisnya terganggu, tapi juga mereka merasakan kualitas hubungannya dengan orang lain tidak baik," kata pemimpin studi, Dr Peerayuth Charoensukmongkol dari National Institute of Development Administration, Bangkok.

Charoensukmongkol menambahkan, individu yang memiliki kadar kesepian lebih tinggi cenderung sangat terobsesi dengan selfie. Menurutnya, selfie membuat orang dapat mengendalikan apa yang orang lain lihat dari foto.

Tidak heran jika mereka yang menunjukkan karakter narsistik ini cenderung menggilai selfie karena itu membuat mereka dapat meraih tujuan personal ini.

Meski bisa menjadi akivitas menyenangkan, mereka yang suka selfie harus berhati-hati karena ada kecenderungan perilaku tidak menyehatkan dari kebiasaan ini.

Meski anggapan selfie terkait dengan penyakit jiwa masih diperdebatkan, sejumlah psikolog menyimpulkan bahwa selfie merupakan gejala dari gangguan dismorfik tubuh, yang merupakan bentuk dari kecemasan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya