Melampiaskan Amarah dengan Berolahraga Picu Serangan Jantung

Ilustrasi olahraga.
Sumber :
  • Pixabay/provideos

VIVA.co.id – Banyak orang yang sering melampiaskan amarah dan stres dengan melakukan berbagai aktivitas positif, mulai dari bekerja hingga melakukan hobi yang mampu menyegarkan pikiran. Tak sedikit pula yang memilih melampiaskan amarah dengan melakukan olahraga. Padahal kebiasaan itu ternyata bukanlah sesuatu yang baik bagi tubuh dan pikiran Anda.

Pekerja Kantoran Sering Mengeluh Sakit Leher dan Pinggang? Begini Mengatasinya

Sebuah studi yang belum lama ini dilakukan mengungkap, melampiaskan amarah dengan berolahraga dapat meningkatkan risiko serangan jantung hingga tiga kali lipat.

Dilansir dari The Guardian, melakukan olahraga berat saat sedang marah dan emosi berisiko mengalami serangan jantung hanya dalam waktu satu jam.

Jangan Dilewatkan! Ini Pentingnya Pemanasan Sebelum Olahraga

Para ahli mengatakan bahwa studi yang mereka lakukan menemukan bukti adanya kaitan krusial antara pikiran dan tubuh.

Studi yang telah dipublikasikan di jurnal American Heart Association berjudul Circulation menunjukkan adanya kaitan antara emosi yang ekstrem seperti amarah dan olahraga atau latihan berat sangatlah kuat dan memiliki efek yang serupa pada tubuh manusia.

Nyeri-Pegal Usai Olahraga? Yuk Kenalan dengan DOMS

"Keduanya sama-sama bisa meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, mengubah aliran darah melalui pembuluh darah dan mengurangi suplai darah ke jantung. Ini sangat penting dalam pembuluh darah yang sudah menyempit karena plak, sehingga bisa menghalangi aliran darah yang kemudian memicu serangan jantung," ujar Dr. Andrew Smyth dari McMaster University di Kanada yang juga merupakan ketua penulis studi tersebut.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa aktivitas fisik reguler memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk mencegah penyakit jantung. Namun, mereka ingin merekomendasikan bahwa orang yang sedang marah atau emosi dan ingin melampiaskan hal tersebut dengan berolahraga tak boleh melakukan latihan fisik yang lebih ekstrem daripada biasanya.

Dalam studi itu, para peneliti menganalisis informasi dari 12.461 pasien berusia rata-rata 58 tahun dari 52 negara. Mereka diminta mengisi daftar pernyataan tentang pemicu yang mereka alami satu jam sebelum terkena serangan jantung.

Hasilnya, 13 persen (1.650 orang) melakukan aktivitas fisik dan 14 persen (1.750 orang) sedang merasa marah atau emosi.

Beberapa faktor risiko lain yang mempengaruhi antara lain usia, kebiasaan merokok, obesitas, tekanan darah tinggi dan masalah kesehatan lainnya.

Ilustrasi Serangan jantung

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya