- pixabay/stocksnap
VIVA.co.id – Mungkin banyak orangtua yang tidak menyadari bahwa bayi juga punya potensi mengalami gangguan kejiwaan.
Menurut psikiater dari Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI Dr. dr. Nurmiati Amir, SpKJ (K), bayi mungkin saja memiliki faktor bawaan gangguan jiwa sejak lahir yang cenderung suatu saat akan menjadi bipolar misalnya.
"Anak-anak itu tidurnya kurang, mood-nya berfluktuasi. Anak-anak seharusnya banyak tidur, dia tidak banyak tidur. Jika dari kecil, bayi, mudah menangis, terlihat fluktuasi perasaan, bisa kita lihat dari awal," kata Nurmiati saat ditemui VIVA.co.id beberapa waktu lalu.
Meski demikian, pemeriksaan juga perlu dilakukan pada ibu. Bagaimana cara ibu menenangkan anaknya, apakah dia juga memiliki gangguan jiwa sehingga melakukan tindakan yang kasar.
"Karena semua itu akan tercatat pada anak. Kita berpikir bayi tidak akan ingat kalau dikasari atau meletakkan dengan kasar, atau tanpa sadar memukul. Kita berpikir itu tidak akan tercatat, padahal sebenarnya dari neuroscience, teori para neurolog, tidak ada yang tidak dicatat oleh anak," ujar Nurmiati.
Jadi, pada anak terdapat memori bawah sadar yang secara tidak disadarinya terekam dalam ingatan.
Pada suatu saat memori itu akan teraktivasi sehingga ketika dia mengalami masalah, dia akan cepat bereaksi dengan perasaan tidak nyaman dan cemas. Memori itu teraktivasi oleh masalah yang dihadapinya.
"Memang memperlakukan anak itu dari bayi diberikan kehangatan, diberikan kepercayaan bahwa kita memang ada untuk dia, tidak dibiarkan menangis menjerit-jerit dulu baru kita perhatikan," kata Nurmiati.
(mus)