Empat Penyebab Utama Kegagalan Pernikahan

Ilustrasi pasangan sedang bertengkar.
Sumber :
  • pixabay/LindsayFox

VIVA.co.id – Memiliki hubungan yang intim dengan pasangan, merupakan dambaan setiap manusia. Tapi, kurang lebih sebesar 40 persen hubungan di awal pernikahan, cenderung membawa kegagalan dalam sebuah hubungan.

Tiap Jam Terjadi 50 Kasus Perceraian di Indonesia

Hal tersebut, terjadi dengan berbagai alasan berbeda pada setiap hubungan. Namun, berikut empat pemicu kegagalan paling sering dalam sebuah pernikahan, seperti dikutip dari laman Prevention:

Kepercayaan

10 Penyebab Pasangan Menikah Akhirnya Pilih Bercerai

Kepercayaan merupakan sebuah kunci terpenting dalam menjaga keintiman sebuah hubungan. Tapi, yang satu ini, merupakan hal yang paling sulit dilakukan dan dijaga. Biasanya, masalah ini terjadi berkaitan dengan keuangan hingga emosional individu. Seringkali juga, masalah ini berakar dari tidak adanya diskusi yang tepat antar kedua individu.

Kesetiaan

Ini 6 Alasan Terburuk untuk Memutuskan Menikah

Sama halnya dengan rasa tidak percaya pada pasangan, sikap kesetiaan juga sulit dilakukan. Mulai dari perselingkuhan secara emosional hingga main fisik atau kekerasan. Sikap tidak setia dapat merusak sebagian besar hubungan yang sudah terjalin. Bahkan jika akhirnya pasangan bersatu kembali, akan sulit membangun hubungan seperti di awal.

Komunikasi

Kegagalan dalam menjalin komunikasi yang harmonis, memicu pasangan untuk mulai menjalani kehidupan masing-masing walau berada dalam satu atap. Perlahan, komunikasi yang sulit terjalin ini akan membuat individu merasa terisolasi dan kesepian.

Ilustrasi pasangan.

Keseimbangan

Keseimbangan dapat terjadi dari berbagai aspek dalam sebuah hubungan. Ketidakseimbangan dalam sebuah hubungan, biasanya dipicu saat kedua pasangan, gagal dalam memprioritaskan hubungannya. Di mana, mereka cenderung memilih untuk mementingkan suatu hal yang berkaitan dengan orang lain atau kondisi lain yang tidak berhubungan dengan pasangannya tersebut.

Misal, kecenderungan seseorang untuk berlibur dengan keluarga besarnya dibanding dengan pasangan, atau memilih untuk berkumpul bersama teman-teman atau saat pasangan yang terlalu mendominasi dalam sebuah rencana. Intinya, pastikan untuk menyeimbangkan frekuensi bertemu dengan pasangan maupun orang lain.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya