- REUTERS/Christinne Muschi
VIVA.co.id – Menyusui buah hati menjadi masa-masa yang membahagiakan karena mampu menjalin kedekatan dengan sang bayi sekaligus memberi nutrisi yang dibutuhkan bagi tumbuh kembang bayi.
Namun, dibalik kebahagiaan yang dirasakan, ibu juga mengalami masa yang cukup sulit karena ada perubahan tubuh dan hormon yang dialami ibu pasca menyusui.
Seringkali, para ibu merasakan payudara yang kencang, sakit kepala hingga adanya depresi saat harus berhenti menyusui buah hatinya. Terlebih lagi, kembalinya masa menstruasi, yang terkadang terasa berbeda dari yang sebelumnya, membuat tubuh semakin tidak nyaman.
"Kembalinya masa menstruasi pada tiap wanita akan berbeda, tapi hal yang cenderung terjadi yaitu volume darah yang begitu banyak dan rasa tegang di berbagai tempat di tubuh," ujar dokter keluarga, dr. Batya Grundland, dikutip dari laman Todaysparent.
Menurutnya, selama masa tersebut, tubuh akan mengalami peningkatan hormon estrogen yang akhirnya menyebabkan menstruasi menjadi tidak biasa. Sebab, saat menyusui, tubuh akan lebih banyak produksi hormon prolaktin dan menurunkan angka hormon estrogen, di mana mampu menekan masa subur.
Sehingga, saat berhenti menyusui si mungil, tubuh akan mulai kembali pada siklus normalnya. Karena itu, tubuh akan mengalami tegang dan kram di beberapa tempat akibat kembalinya masa menstruasi.
Lalu, bagaimana dengan para ibu yang merasa depresi saat berhenti menyusui buah hatinya?
Ternyata, hal tersebut akibat ikatan yang begitu lama dirasakan saat menyusui antara ibu dan buah hatinya. Sehingga, ibu akan cenderung merasakan hubungan yang berbeda dengan buah hati, yang sebelumnya sudah begitu intim dengannya.
