Penyandang Sindrom Asperger Tuang Kisah Hidupnya dalam Buku

Kouji Santosos Eto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Diza Liane

VIVA.co.id – Tidak mudah menjalani hidup dengan kebutuhan khusus, seperti sindrom asperger. Sindrom tersebut merupakan salah satu gejala autis, namun kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi. Terlebih, sindrom ini bukan sebuah penyakit mental.

6 Bos Indonesia Mantab Jadi Mualaf, Kisahnya Bikin Merinding

Kondisi demikian malah membuat Kouji Santoso Eto bertekad untuk memberi inspirasi melalui buku yang ia tulis.

Dengan judul Aku Asperger, Kouji menceritakan kisah hidupnya yang memiliki sindrom asperger sejak lahir. Kisahnya tersebut ia tuang dalam catatan hariannya sejak duduk di bangku SMA.

Kisah Dokter Cantik Sukses Bangun Usaha, Berawal dari Gang Sempit

"Di buku itu aku menuliskan kenapa aku melakukan kesalahan atau sesuatu yang tidak aku sukai. Lalu, bagaimana cara memperbaikinya dan seperti apa membuat aku senang," ujar Kouji saat ditemui di acara kelulusan London School Public Relation, di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis, 1 Desember 2016.

Sang ibunda, Yumiko Hirano, menambahkan, sejak di bangku SMA telah mengingatkan Kouji agar aktif menulis berbagai pengalamannya selama hidup. Dengan begitu, menurut Yumiko, Kouji akan mampu mengenali berbagai perubahan dari dirinya.

Detik-detik Pria Pertaruhkan Nyawa untuk Selamatkan Serigala

"Bermacam pengalaman seperti tahu kenapa dia marah, kenapa tiba-tiba berubah mood, lagi tersakiti, dan senang seperti apa. Keseluruhan bukunya mengenai anak asperger punya rasa seperti apa dan gimana solusinya. Aku saat ini sedih, aku akan happy saat akan bertemu apa," Yumiko menjelaskan.

Meski sejak TK Kouji belajar di sekolah reguler, bukan menjadi pengalaman yang sulit baginya. Sebab, diakui oleh Yumiko, Kouji telah menjadi anak yang mandiri sejak masih kecil.

"Sejak kecil sudah mau pakai baju sendiri. Sejak kuliah juga tinggal sendiri di apartemen, bahkan bisa nyupir sendiri dan punya SIM," tutur Yumiko.

Yumiko bercerita bahwa ada momen sulit saat harus memahami Kouji dengan suasana hati yang tiba-tiba berubah. Hal itu menjadi kendala, karena ia butuh waktu lama dalam mengenali apa penyebab dan solusi dari keadaan anak keduanya tersebut.

Oleh sebab itu, Yumiko berharap buku hasil tulisan Kouji yang akan segera diterbitkan ini bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang juga memiliki anggota keluarga berkebutuhan khusus.

Yumiko juga menyarankan agar selalu menjaga komunikasi dengan anak berkebutuhan khusus agar memahami apa yang diinginkan oleh mereka.

Kouji ingin agar bukunya nanti tidak hanya terbit di Indonesia, tapi juga di negara lain. Dengan begitu, Kouji bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang membutuhkan dukungan agar mampu meraih cita-citanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya