Konsumsi Cokelat pada Penderita Kanker Bisa Picu Kematian

Cokelat.
Sumber :
  • pixabay/Benkercx

VIVA.co.id – Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Institut Riset Barcelona, menyebutkan bahwa konsumsi beberapa jenis makanan seperti cokelat, biskuit, dan roti justru membuat sel kanker menjadi lebih mematikan.

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Minyak sawit yang digunakan sebagai salah satu bahan baku dari ratusan produk makanan memiliki kemampuan untuk merangsang protein yang disebut CD36 pada manusia.

Para ahli percaya, protein tersebut yang memainkan peran penting membesarkan tumor dan menyebarkannya ke seluruh tubuh, atau istilah medisnya metastasizing.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Salah satu peneliti asal Spanyol menjelaskan bahwa penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel protein dari responden pasien kanker dengan alat berteknologi tinggi. Sampel tersebut diambil dari bagian mulut, kulit, ovarium, kandung kemih, paru-paru dan kanker payudara.

Berdasarkan sampel tersebut ditemukan bahwa lemak makanan standar juga merangsang CD36, serta memungkinkan sel-sel kanker menyebar, demikian dilansir Daily Mail.

Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?

Untuk meneliti hubungannya, kemudian peneliti melakukan uji coba secara praklinik menggunakan tikus percobaan yang disuntik dengan sel kanker dari manusia dan diberikan makanan rendah lemak dan tinggi lemak.

Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Nature ini menyebutkan bahwa tikus yang terpapar sel kanker CD36 dan konsumsi makanan tinggi lemak diketahui metastasisnya berkembang.

"Pada tikus yang diinokulasi dengan sel tumor manusia, tampaknya ada hubungan langsung antara asupan lemak dan peningkatan potensi metastasis melalui CD36," ujar kepala peneliti profesor Salvador Benitah.

Namun meski demikian, studi lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap hubungan menarik ini. Lemak diperlukan untuk fungsi tubuh, tetapi asupan yang tidak terkontrol dapat memiliki efek buruk pada kesehatan.

Selain itu, di negara-negara industri justru menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan dalam konsumsi lemak jenuh dan gula, hal itu memengaruhi tingkat perekonomian.

Dr Lara Bennett, manajer komunikasi sains di Worldwide Cancer Research, yang mendanai studi tersebut mengatakan bahwa riset yang telah dilakukan ini menunjukkan hasil dan telah mengubah banyak hal.

"Jika tim mampu terus mengembangkan antibodi ini menjadi pengobatan untuk manusia, itu bisa menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahun," ujarnya.

Penemuan ini diharapkan dapat menemukan pengobatan baru untuk mencegah kanker mencapai organ vital.

Ilustrasi sel kanker.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya