Upaya Kemenkes Turunkan Angka Permasalahan Gizi

Ilustrasi makanan bayi.
Sumber :
  • Pixabay/Ben_Kerckx

VIVA.co.id – Kasus kurang gizi di Indonesia memiliki angka yang cukup tinggi. Permasalahan tersebut berakar pada tingkat kemiskinan serta kewaspadaan masyarakat.

Jumlah Penduduk Miskin Belum Kembali ke Level Pra-Pandemi, Pengamat: PR Besar Pemerintah

Terdapat dua program pemerintah untuk mengatasi angka kurang gizi di Indonesia yaitu intervensi gizi spesifik dan sensitif.

"Intervensi gizi spesifik mencakup ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita, usia sekolah, remaja dan usia produktif serta lansia," ujar Direktorat Masyarakat Kemenkes, R. Giri Wurjandaru di kawasan Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pilpres 2024, Prabowo dan Anies Dianggap belum Selevel dengan Ganjar

Menurutnya, usia remaja merupakan usia yang krusial untuk diberikan paparan akan konsep gizi baik, kesehatan reproduksi serta suplementasi zat besi. Agar saat menjalani masa kehamilan, memiliki kebutuhan yang kuat untuk si ibu dan calon bayinya.

Terlebih, program yang cerdas juga harus dipaparkan terkait ibu menyusui. Di mana, dengan menjelaskan manfaat ASI eksklusif, maka pemberian kebutuhan bayi dan balita sejak seribu hari pertamanya, bisa tercapai.

Perilaku Korupsi Picu Kemiskinan, Ketua OJK Siapkan Pencegahan di Sektor Keuangan

"Semuanya saling berkaitan satu sama lain. Itu pentingnya memberikan kebutuhan nutrisi sejak dini," lanjutnya.

Kemudian, untuk intervensi gizi yang selanjutnya disebut sensitif. Penanganannya mencakup ketahanan pangan dan gizi, jaminan kesehatan, sanitasi, remaja dan perempuan, keluarga berencana, pendidikan gizi serta penanggulangan kemiskinan.

Ilustrasi penerima bansos PKH

Indef Kritik Kebijakan Bansos: Anggaran Naik Terus, Kemiskinan Cuma Turun 2,3 Persen Sejak 2010

Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti mengatakan, penyaluran bantuan sosial (bansos) dari pemerintah tidak efektif dalam hal mengurangi kemiskinan di masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
5 Februari 2024