- pixabay/LindsayFox
VIVA.co.id – Jika Anda merasa frustasi dengan hubungan asmara Anda dan pasangan, tapi tidak bisa melampiaskannya? Cobalah, membeli sesuatu untuk diri Anda namun beli produk dengan merek yang sangat berbeda dari yang pasangan Anda suka.
Dilansir laman Times of India, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa strategi tersebut sering digunakan oleh pasangan yang memiliki kekuasaan lebih kecil dibanding pasangannya dalam hubungan.
"Misalnya, bayangkan Anda bangun pagi dan bersiap berangkat kerja lalu melihat piring kotor menumpuk di dapur, lagi. Orang yang memiliki kuasa lebih tinggi dalam hubungan akan meminta pasangannya untuk mengerjakan. Namun, mereka yang tidak terlalu memiliki kekuatan cenderung tidak mengekspresikan hal ini karena dia takut hubungannya akan tersakiti," kata Danielle Brick, profesor di University of New Hampshire.
Brick menambahkan, dengan secara sadar memilih merek yang berseberangan dengan pasangan sukai, orang akan merasa lebih baik tanpa menyadarinya.
Para peneliti juga menemukan bahwa konsumen memilih merek sebagai bentuk perilaku ketika menghadapi konflik dalam hubungan.
Pola ini ditemukan dalam tiga eksperimen berbeda. Salah satu penelitian mengukur kekuatan hubungan dari partisipan dan meminta jawaban mereka mengenai pilihan merek pasangannya dalam enam kategori, meliputi kopi, pasta gigi, dan susu.
"Para partisipan diberitahu bahwa mereka harus menyelesaikan tugas ketajaman visual yang berkaitan dengan huruf, tapi secara tidak sadar mereka melihat nama pasangan mereka dan kata-kata yang memancing frustasi, kesedihan, atau emosi netral mereka," kata penelitian tersebut.
Terakhir, partisipan diminta untuk memilih merek pilihan mereka dalam enam kategori.
Hasilnya ditemukan bahwa pasangan yang lebih lemah dalam hubungan dan diliputi perasaan frustasi cenderung memilih merek yang berbeda dengan pilihan pasangan, atau disebut juga dengan pilihan merek berlawanan.
Sedangkan mereka yang lebih lemah dalam hubungan dan diliputi perasaan sedih lebih memilih merek yang sama dengan pilihan pasangannya.
"Saat orang merasa sedih, mereka cenderung lebih pasif karena mereka sedang merenungkan, jadi mereka tidak secara aktif merasa berlawanan dengan pasangan mereka," tulis penelitian tersebut.
