- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA.co.id – Akhir-akhir ini banyak beredar informasi yang tidak benar atau berita hoax mengenai kesehatan. Berita tersebut mulai dari cara pengobatan hingga pengolahan makanan yang diklaim dapat mempengaruhi kesehatan tubuh.
Selain informasi, masyarakat juga dijejali dengan berbagai produk makanan dan minuman yang diklaim menyehatkan. Padahal belum tentu kandungan nutrisi atau gizi yang ada di dalamnya memenuhi standar kebutuhan tubuh.
Ahli gizi dan fitness educator, Jansen Ongko, mengatakan, banyaknya informasi maupun produk yang diklaim sehat adalah karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat. Mereka mulai menyadari bahwa biaya medis saat ini cukup mahal. Belum lagi nilai asuransi yang tinggi hingga banyak perusahaan yang kewalahan dengan klaim kesehatan karyawan.
"Sayangnya kesadaran ini juga diikuti dengan informasi yang tidak benar. Ada pula oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan ini untuk memproduksi produk yang diklaim sehat," kata Jansen di acara Forum Ngobras di Nutrifood Inspiring Center, Jakarta, Senin, 16 Januari 2017.
Pola pikir masyarakat Indonesia yang menilai bahwa penurunan berat badan dengan cepat adalah yang terbaik, membuat banyak bermunculan program diet dengan iming-iming menurunkan berat badan secara drastis dalam waktu singkat. Padahal, kata Jansen, jika dilihat dari sisi kesehatan itu sangat berbahaya.
"Nanti akan ada efek rebound, bisa turun 10 kilogram, tapi bisa naik lagi 15 kilogram," ujarnya.
Sebenarnya, semakin meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat merupakan hal yang baik. Tapi, cara yang mudah dan instan masih menjadi hal yang lebih menggiurkan bagi orang Indonesia, ketimbang melakukan gaya hidup sehat itu sendiri.
Banyak yang melakukan diet ekstrem hanya karena ingin mendapatkan tubuh ideal dalam waktu singkat, misalnya ketika akan menghadapi hari pernikahan. Atau, masih banyak pula yang berpikir ingin hidup sehat tapi tidak mau berolahraga dan tidak menjaga pola makan.
