Puisi Klasik China Jadi Inspirasi Gaun Mewah Andreas Odang

Koleksi Andreas Odang, Autumn's Golden Wind
Sumber :
  • Bimo Aria/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Karakter yang melankolis, memang selalu menjadi inspirasi tersendiri bagi perancang busana Andreas Odang dalam menciptakan rancangannya. Inspirasi inilah yang kemudian dituangkannya ke dalam sebuah karya teranyar, dengan nama Autumn's Golden Wind.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

"Saya memang melankolik, semua (inspirasi) selalu tentang cinta atau patah hati dan pas saya lagi Google ketemu sebuah puisi China kuno tentang kisah cinta seorang gadis dengan seorang tentara perang yang harus berpisah karena sang tentara harus berjuang dan dia menempati janjinya untuk kembali," kata Andreas saat ditemui di Senayan City, Jakarta Selatan, Rabu, 18 Januari 2017.

Dan, dia melanjutkan bahwa sang gadis itu menunggu dengan setia hingga suatu hari mereka bertemu kembali. Dari puisi tersebut, Andreas membayangkan bahwa sejoli ini kemudian menikah, dan sang gadis mengenakan sebuah gaun mewah bernuansa merah, yang kemudian menginspirasinya dalam rancangannya yang ditampilkan dalam Spring Emperor Installation bersama sembilan karya dari sembilan desainer lainnya.

Prabowo: Saya Akan Bekerja untuk Seluruh Rakyat Indonesia, Termasuk yang Tidak Pilih Saya

"Gaun merah itu identik dengan pernikahan di China daratan dan kebawa ke semua orang Tionghoa di semua negara. Jadi, merah itu perayaan suka cita," ujarnya.

Material dasar dari gaun ini, kata Andreas dari brokat. Sedangkan untuk tekstur pada bagian bawah dengan lekukan menyerupai bulu ayam dibuat dengan pita-pita kecil yang dirajut secara manual atau handmade.

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Zulhas: Pengusaha Curang Membunuh Usahanya Sendiri

Untuk pitanya, menurut dia tidak menggunakan pita khusus, hanya menggunakan pita kecil yang dibentuk dan disusun satu persatu. Namun, pembuatan pita itu justru yang paling sulit lantaran dikerjakan 12 orang selama sepekan.

"Itu adalah pita selembar yang saya yang bentuknya menyerupai sisik, saya tidak mau bentuk bulu, jadi saya bentuk sisik pita kecil menyerupai bulu. Itu handmade satu-satu dan itu justru susahnya saya butuh 12 orang selama satu minggu," ungkap dia.

Sementara untuk proses pembuatan gaun membutuhkan waktu kurang lebih dua hari. Dan meski jika dilihat dari depan hanya terlihat lekukan yang menyerupai bulu ayam, tampilan itu akan terlihat lebih anggun ketika dilihat dari atas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya