Saguer, Arak Khas Minahasa yang Masih Laris Manis

Penjual saguer, arak khas Minahasa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agustinus Hari

VIVA.co.id – Saguer adalah minuman beralkohol khas dari Minahasa, Sulawesi Utara yang berasal dari pohon aren. Rasanya manis dan asam serta mengandung alkohol dengan kadar rendah.

3 Rumah Adat Sulawesi Utara, Representasi 3 Suku Besar yang Mendiami Wilayahnya

Saguer, masih sangat diminati masyarakat meski cukup banyak minuman alkohol luar negeri yang masuk ke Sulawesi Utara.

"Kalau di Manado, (saguer) memang sudah jarang ditemukan. Paling banyak di daerah Minahasa," kata Agus Paimin (71), penjual saguer di Jalan Ring Road, Manado, Jumat, 20 Januari 2017.

Lima Masakan Minahasa Terbaik yang Wajib Kamu Cicipi

Ia menyebutkan, minuman ini biasanya hanya diproduksi sedikit, karena lebih banyak untuk dibuat Cap Tikus (minuman lokal beralkohol tinggi). "Sebab kalau Cap Tikus lebih mahal harganya dibandingkan saguer," ujar Agus.

Pria paruh baya ini mengatakan, saguer biasanya hanya dikomsumsi ketika ada pertemuan keluarga atau pesta pernikahan. Untuk harganya, per botol ukuran 600 mililiter dihargai Rp5 ribu hingga Rp7.500.

RESEP: Gohu, Sashimi Ala Indonesia

"Memang berbagai minuman bermacam-macam dijual, tetapi saguer masih banyak diminati. Buktinya minuman ini selalu terjual 10-15 botol per hari," ujarnya.

Agus sendiri sudah mulai menjual saguer sejak tahun 2010. Kala itu harganya masih Rp2 ribu per botol. Ia mengaku tertarik menjual saguer karena memang merupakan penikmat.

Menariknya, untuk memperoleh minuman berwarna putih susu ini, diperlukan kerja keras dan kesabaran

Petani saguer, Aweng (58), menceritakan bagaimana dirinya mulai menggeluti pekerjaan ini yakni di tahun 2005 silam.

"Saya belajar pekerjaan ini dari orang Minahasa. Jadi awalnya ikut bersama. Lama kelamaan sudah mulai kerja sendiri," ujar pria asal Yogyakarta ini.

Menurutnya, untuk mendapatkan saguer, perlu kesabaran serta keuletan. Sebab pekerjaan itu dimulai dari pembersihan pohon, pembuatan tangga, serta tampungan ketika akan panen.

"Pekerjaan ini memakan waktu kurang lebih tiga minggu. Saya harus bolak-balik kebun pagi dan sore," ujarnya.

Pekerjaan dimulai dari meninjau mayang pohon aren, lalu mayang itu diketuk pelan-pelan dengan jarak waktu tiga hari sampai sudah ada buah aren yang jatuh ke tanah. Barulah batang mayang diiris.

Namun, sebaiknya jangan langsung menampung airnya. Diamkan hingga airnya keluar secara alami.

"Untuk dapat rasa manis penampung harus bersih," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya