Gasing Lombok Bukan Sekadar Permainan Anak-anak

Pertandingan Gasing di Tafisa 2016
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA.co.id – Permainan tak lepas dari dunia anak-anak. Sebelum berkembangnya teknologi dan muncul berbagai perangkat gadget, anak-anak biasa memainkan permainan tradisional yang umumnya dibuat dari bahan dan alat sederhana.

Dari Mainan Gasing, Ilmuwan Buat Sesuatu yang Menakjubkan

Di setiap daerah di Indonesia memiliki permainan tradisional khas tersendiri. Namun, salah satu yang hampir ada dan dimainkan di hampir seluruh daerah adalah permainan gasing.

Meski alat dan cara bermainnya hampir sama, namun setiap daerah memiliki nilai dan filosofinya sendiri. Seperti di Lombok, Nusa Tenggara Barat, di mana gasing dapat dimainkan oleh segala kelompok usia dan juga dijadikan sebagai penyambung silaturahmi.

Mengenal Sepak Terjang Karier Alvina Elysia, Dirut Perempuan di Anak Perusahaan Pupuk Kaltim

Menurut Endi Aras,  pendiri komunitas Gudang Dolanan (komunitas yang bergerak mengoleksi mainan tradisional anak dan memperkenalkannya kembali ke anak), di Lombok ada yang dinamakan dengan bukit gasing di mana masyarakat di sana memainkan gasing sebulan sekali.

"Ada adu gasing antar desa yang berhadiah kambing atau tape compo," kata Endi saat acara Menyelami Kegairahan Masa Kecil di Bentara Budaya, Jakarta, Sabtu 25 Februari 2017.

Iran Bantah Rudal Israel Meledak di Isfahan: Itu Drone yang Ditembak Jatuh

Permainan itu pun tidak hanya dimainkan oleh anak-anak tapi orang-orang dewasa. Biasanya adu gasing tersebut dimainkan secara berkelompok.

"Makanya hadiah yang diberi ada kambing, kalau menang bisa mereka sate dan makan bersama-sama. Ada nilai kebersamaannya juga," kata Endi.

Permainan gasing Lombok biasanya dilakukan di lapangan berukuran 10x8 meter dan setiap kelompok beranggotakan 10 orang. Permainan berlangsung selama dua kali dengan waktu 45 menit. Pertandingan ini bisa diikuti hingga 80 kelompok.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya