Kenali Faktor Risiko Kanker yang Bisa dan Tak Bisa Diubah

Ilustrasi sel kanker.
Sumber :
  • Pixabay/skeeze

VIVA.co.id – Kanker ialah salah satu penyakit paling mematikan. Menurut data World Health Organization (WHO) pada 2014, sedikitnya 922 ribu wanita Indonesia meninggal karena kanker payudara. Diprediksi, jumlah kasus ini akan terus meningkat hingga tujuh kali lipat pada 2030.

Usai Didiagnosis Kanker, Kate Middleton dan Keluarganya Memutuskan Pergi Berlibur

Meski demikian, kanker sesungguhnya bisa dihindari jika mengetahui faktor-faktor risiko yang menjadi penyebabnya. Beberapa faktor bisa diubah, dan beberapa lainnya tidak bisa diubah. Dengan mengetahui faktor risiko sejak dini, tentu akan lebih mudah memeriksakan diri dan lebih mudah mengatasinya.

Prof Dr.dr Aru Wicaksono Sudoyono, Sp.PD, KHOM,FINASIM, FACP, ketua umum Yasasan Kanker Indonesia (YKI), faktor pertama yang tidak bisa diubah ialah faktor bawaan. Dia mencontohkan, pada kasus kanker payudara.

Kate Middleton Jalani Kemoterapi Preventif, Benarkah Bisa Bunuh Sel Kanker 100 Persen?

"Yang tidak bisa diubah itu kalau payudara wanita, karena mereka wanita kan sudah pasti punya payudara," ujar Aru ditemui, usai YKI Family Funwalk bersama Wardah, di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu 26 Januari 2017.

Faktor selanjutnya, menurut Aru, ialah menstruasi di usia dini. Menurutnya, wanita yang mengalamj menstruasi dibawah umur 12 tahun memiliki risiko tinggi terkena kanker, khususnya payudara.

5 Cara Alami untuk Berhenti Merokok, Dukungan Sosial Jadi yang Terpenting

"Ketiga, mereka yang tidak pernah menyusui, pemakaian hormon juga itu, dapat memicu juga," ucapnya.

Nah, faktor risiko yang bisa diubah untuk menghindari kanker ialah soal gaya hidup dan makanan. Menurutnya, olahraga yang cukup juga bisa menghindari Anda dari risiko mengidap kanker.

"Olahraga tidak usah menjadi anggota gym. Senam, itu sudah terbukti secara ilmiah bahwa physical exercise bisa mengurangi kanker, sehingga sel kanker ditekan," kata dia.

Selanjutnya, ialah obesitas. Dia menekankan bahwa obestias di sini, ialah yang disebabkan karena mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

"Makanan itu bisa beberapa hal, makanan yang terlalu banyak lemak, karena makanan itu kan baik, tetapi kalau terlalu banyak bikin penyakit," ujarnya menambahkan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya