Bahaya jadi Superwomen

Ibu dan anak.
Sumber :
  • Pixabay/ Eelementus

VIVA.co.id – Kebanyakan wanita, kini lebih sering sibuk mencari nafkah di luar rumah. Bahkan karena sibuknya wanita bekerja, mereka seringkali disebut sebagai superwomen. Apapun dikerjakan, demi membiayai kebutuhan hidup keluarga dan anak-anak.

Nikita Mirzani Menangis Ditanya Jika Lolly Datang Minta Maaf, Begini Jawabannya

Meski hal ini, sangat membantu meningkatkan perekonomian keluarga, namun, para wanita superwomen yang telah memiliki anak, kadangkala mengabaikan tugasnya sebagai ibu. Karena terlalu fokus memenuhi kebutuhan ekonomi, hubungannya dengan buah hati menjadi renggang.

Mengenai hal ini, Psikolog Anak Annelia Sari Sani mengatakan, untuk mereka para superwomen, jangan kaget jika hal tersebut terjadi. Bukan hal yang mudah membangun kedekatan dengan buah hati, jika sebagai ibu terlalu sibuk di luar rumah.
 
"Pertama, saya selalu bilang bahwa bentuk kualitas lebih penting dari kuantitas. Tapi, sebuah kualitas tidak akan bisa dicapai dengan kuantitas minimal," kata Annelia pada VIVA.co.id.

Satu Keluarga jadi Korban saat Mobil Tertabrak KA di Tebing Tinggi, Ibu dan Anak Tewas

Menurutnya, harus ada kuantitas yang diinvestasikan untuk hal ini agar kualitas kedekatan ibu dan anak bisa terjalin dengan baik.

"Kita sudah tidak bisa pakai hukum ekonomi zaman purba, dengan modal sekecilnya mendapatkan keuntungan sebesarnya. Itu sudah tidak terpakai. Untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya harus ada modal minimal. Sama dengan ini, untuk dapat kualitas yang optimal, harus ada kuantitas minimal."

Perkumpulan Pejuang Anak Indonesia Suarakan Keadilan Hak Asuh Anak yang Terpisah dari Ibunya

Lalu, bagaimana caranya menambah kuantitas kedekatan anak di antara kesibukan orangtua?

Untuk hal ini, Annelia menyarankan, orangtua lah yang harus berkorban. "Me time dikurangi, bukannya tidak ada.  Manajemen kantor yang lebih baik. Kadang lingkungan tidak menuntut kita jadi superwoman, tapi kita sendiri yang menuntut diri kita jadi superwoman."

Sebagai ibu bekerja, wanita tetap harus punya prioritas. Jika dipekerjakan untuk tugas tertentu, kerjakanlah apa yang menjadi kompetensi Anda. Jangan mengerjakan pekerjaan di luar kompetensi Anda sebagai pekerja.

"Kita bekerja untuk siapa? Buat anak, keluarga, untuk pengembangan pribadi. Kalau buat anak, tapi dalam prosesnya kita mengabaikan si anak, apa gunanya? Sehingga orangtua kalau mau punya anak harus mau capek, harus mau berkorban."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya