Halangan Raline Shah Jadi Vlogger Kecantikan

Raline Shah
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Menjadi seorang beauty vlogger saat ini tengah menjadi tren di kalangan wanita pencinta make-up. Mereka yang berani terjun di dunia vlog tentunya tidak hanya bermodalkan pengetahuan soal make-up saja tapi juga harus memerhatikan beberapa hal lainnya seperti mengulas produk yang dipakai.

Video Raline Shah Sedang Fitting Kebaya Viral, Netizen: Beneran Mau Nikah?

Tren vlogger kecantikan ini pun memancing keinginan aktris cantik Raline Shah yang tertarik untuk menjadi vlogger. Wanita berusia 32 tahun ini mengaku dia merupakan pencinta make-up dan ingin menjadi vlogger.

Namun, lantaran kesibukkan yang padat, bintang film Supernova ini pun tidak bisa berbuat banyak. Dia cukup menjadi penikmat kemahiran bermake-up vlogger kecantikan melalui media sosial yakni Youtube.

Beda Kelas! Raline Shah Pose Bareng Leonardo DiCaprio, Andrew Garfield Hingga Brad Pitt

"Saya tertarik sekali menjadi beauty vlogger tapi tidak ada waktunya. Ya, of course I love make-up tapi kan semua sudah ada yang mengatur tapi aku suka juga nonton tutorial make-pul bila tidak ada make-up atau membantu aku soal make-ul," ujar Raline Shah kepada VIVA.co.id.

Dia menuturkan bahwa dirinya telah menyukai make-up sejak usia 18 tahun. Dan, untuk saat ini riasannya lebih terlihat terarah sesuai tren yang ada ketimbang dahulu saat masih belajar.

Terpopuler: Whulandary Herman Ladeni Miss Israel hingga Putri Delina Dekat dengan Pacar Baru Sule

Bagi Raline menjadi beauty vlogger bisa menjadi wadah kerja dan memberikan ilmu kepada orang lain sesuai gayanya masing-masing. Kendati demikian, Raline sangat menyayangkan kepada industri kecantikan yang selalu mengharuskan setiap orang membeli produk terbaru.

Menurut Raline sebaiknya setiap orang haruslah loyal dengan merek yang dia punya dan terpercaya. Serta menerapkannya sesuai caranya. 

"Yang aku kurang suka dengan industri kecantikan yaitu kadang-kadang kita diharuskan memakai produk terbaru. Padahal sebenarnya itu tidak perlu kita harus loyal dengan brand yang kita percaya lalu diterapkan dengan skill yang baru sehingga tidak perlu produk baru," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya